Tual, MX.com. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual (Dikbud) melakukan pelatihan kompetensi lewat bidang non formal dan informal (PNFI) bagi 60 peserta didik PAUD di Aula Dikbud mulai tanggal 19 Sampai 21 September 2019,” Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bidang PNFI Abdul Muin Raharusun diruang kerjanya. Kamis (19/9).
Raharusun menjelaskan bahwa, kegiatan pelatihan kompetensi Guru PAUD ini merupakan kegiatan Dinas Pendidikan yang sudah dituangkan dalam DIPA bidang PNFI yang pelaksanaan disesuaikan dengan rencana kami pada bulan september ini. Lanjutnya, Kegiatan tersebut, kami isi dengan kegiatan kurikulum 2013 yang mana pada beberapa waktu lalu kami mengirim beberapa guru untuk mengikut kegiatan di Ambon dan Surabaya. Guru tersebut yang kami pakai sebagai fasilitator bersama dengan saya dan Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan.
“Sementara untuk jadwal kegiatan kami sudah bagikan sehingga tepat dengan waktu pelaksanaan selama tiga hari, dan kegiatan ini sendiri dikhususkan bagi para Pendidik yang diambil dari kelompok belajar yang biasa, satuan PAUD sejenis (SPS) di kota Tual, dan ini secara keseluruhan berjumlah 60 orang”,”jelasnya.
Tambahnya, soal kompetensi memang sudah ada dan dibuat dalam peningkatan mutu, ini yang merupakan masalah kurikulum, yang mana pada bulan kemarin kami datangkan Narasumber dari kementerian dan turut hadir Inspektur Dirjen PAUD dari Jakarta. Sementara kegiatan sekarang merupakan salah satu kegiatan lanjutan dari kegiatan kemarin, selain kegiatan fasilitator.
“Adapun kegiatan melibatkan murid yang berjumlah kurang lebih 100 siswa itu. Anggarannya diambil dari anggaran APBD PNFI, tidak memungut biaya dari sekolah ataupun orang Tua murid. Kemudian kegiatan olahraga gigit senduk, melukis, baca puisi, rekreasi, panggung hiburan. Kegiatan ini kami berikan penghargaan berupa piala bagi juara satu, dua, tiga dan juara harapan”, “ungkapnya.
Lebih lanjut Raharusun menjelaskan bahwa masalah tenaga Pendidik ini sudah beberapa kali kami mengikuti kegiatan di Ambon, Makasar, Bali dan Jakarta. “itu kami sampaikan bahwa untuk Daerah Maluku Tenggara dan Kota Tual, rata-rata yang memiliki Ijasah sarjana khusus sarjana PAUD paling susah”, Satu Daerah paling dihitung dua sampai tiga orang dan berada dilembaga lembaga tertentu, karena rata-rata itu yang berijasah SMA dan SMK yang diperbantukan sebagai Pendidik. Karena itu, kami berikan kegiatan kompetensi untuk mengisi pengetahuan dasar mereka untuk nantinya bisa belajar mengajar di kelas seperti mana adanya, kalau yang bersangkutan mengharapkan agar menjadi PNS, kami belum bisa mengiyakan karena guru yang memiliki ijasah khusus untuk pengangkatan ASN sekarang melalui seleksi pun susah, apalagi mereka yang hanya memiliki ijasah SMA dan SMK sederajat.
Olehnya itu, Kami memberikan pemahaman kepada mereka tentang tata cara mengajar, hal ini kami sudah usulkan ke kementerian dan nantinya ada jatah dari tiap-tiap daerah agar bisa mengikuti penyetaraan pada perguruan tinggi di Ambon atau mana pun, mudah-mudahan usulan kami dapat disetujui agar ada kegiata. Karena tahun ini juga pada kegiatan pertama kami datangkan narasumber dari provinsi Maluku yakni Dosen Unpatti itu sendiri, dosen tersebut yang menangani PAUD disana, sehingga kami undang sebagai narasumber untuk memberikan materi pada kegiatan yang berlangsung pada dua bulan yang lalu.
Kemudian menyangkut insentif guru PAUD selama ini, sebelum saya masuk dibidang PNFI sampai saat ini, insentif para guru tersebut perbulannya Rp 500.000 dibayar per triwulan, dan sekarang sudah masuk pada pembayaran tahap kedua sudah selesai dan masuk pada tahap ketiga.
Raharusun berharap agar hasil dari kegiatan tersebut bisa di implementasikan pada taman kanak-kanak yang lain yang tidak sempat ikut kali ini, dan bisa dilaksanakan pada lembaga masing-masing, kami akan pantau seperti apa hasil yang mereka sampaikan di lembaga itu sehingga kami bisa adakan evalusi dan supervisi pada minggu-minggu depan. Kami sudah siapkan Tim untuk turun supervisi dan monitoring, kalau PAUD terbagi menjadi dua kategori yakni KB dan SPS sebagi sudah memberikan kontribusi kurikulum 2013 lewat DAPODIK mereka mengusulkan data tersebut ke Kementerian dan mendapatkan bantuan Operasional yaitu dibayar sesuai dengan jumlah siswa yang ada pada mereka. Dimana, ada lembaga yang mendapatkan hingga 40-50 juta pertahun. Selain itu juga, mereka mendapatkan Dana Bos Daerah, itupun dibayar berdasakan jumlah siswa seperti SD dan SMP yang mana dapat menunjang kebutuhan sekolah”,” tandasnya tutup. (ON)