SBB, MX.com. Di Bidang Seni, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Seram Barat memiliki sanggar Tari Martha Christina yang cukup mumpuni pasalnya ada sejumlah kejuaraan di level Kabupaten SBB Provinsi Maluku hingga ke Tingkat Nasional sempat di partisipasi olehnya.
Pimpinan Sanggar Martha Christina, Ny Johana Molle saat ditemui di sela-sela prosesi penyambutan Pejabat Baru Kapolres SBB, AKBP Bayu Tarida Butar-Butar S. Ik, Sabtu (14/9) menjelaskan, sanggar yang mengambil nama Tokoh Pahlawan Wanita di Maluku itu, dibentuk sejak Tahun 2007.
Di Tahun 2008, sanggar Tari Martha Christina ini berlomba dalam Ajang Nasional yakni Visit Indonesian Year (VIY) 2008, dari peserta lomba yang sangat banyak yakni sebanyak 257 Peserta, sanggar Tari asal Kabupaten Seram Bagian Barat ini berhasil memberikan hasil yang baik dan meraih Juara Ke Lima.
Molle menuturkan, saat itu tarian yang di tampilkan adalah “Bubu Udang” sedikit berkisah mengenai tarian tersebut, pimpinan Sanggar yang juga menjadi kreator tarian-tarian tradisional ini menceritakan Tarian “Bubu Udang” mengisahkan orang tatua dolo-dolo menangkap Udang di Sungai.
“kalau saat ini, orang sering menggunakan bore atau potas sehingga merusak lingkungan, selain itu juga benih-benih udang juga turut mati, tetapi cara orang dulu adalah menggunakan perangkap dari Bambu (Bubu) yang didalamnya diisi kelapa atau kemiri bakar”,”jabarnya.
Selain pernah berpartisipasi di ajang (VIY) 2008, sanggar Tari Martha Christina juga pernah berpartisipasi pada even Raimuna Nasional di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Tahun 2012, dimana saat itu Sanggar Tari tersebut berhasil meraih kampiun, juara satu untuk ajang di tingkat Provinsi Maluku.
Pada ajang Raimuna tingkat Nasional itu, tari yang ditampilkan adalah Tari Tanila atau Baburu Rusa di Hutan.
Sebagai Pencipta Tarian Tradisional, Molle mengaku semua hasil tari yang diciptakannya di ilhami oleh realitas kehidupan, karena selain tari Bubu Udang dan Tanila, dirinya juga sudah menciptakan Tari Kalesang Negeri yang menggambarkan kehidupan Masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, Tari Kalikwe yakni Tari Timba Ketam dan Tari Potong Kayu Bakar.
Dengan banyaknya Tari yang berhasil diciptakan Molle, Ia berharap Pemerintah Kabupaten SBB lebih memperhatikan pengembangan seni Tari-tarian tersebut, lewat promosi ataupun juga ada agenda-agenda tetap yang menampilkan tari-tarian tersebut.
“walaupun sering katong latihan, tetap jika ikut kurang terlalu banyak ditampilkan maka Katong akan jenuh dan tidak termotivasi lagi, karena itu sudah semestinya Pemda kasi perhatian”,”cetusnya.
Molle juga meminta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten SBB, untuk lebih proaktif menjalin kerjasama dengan sanggar-sanggar seni sehingga dapat menampilkan aktraksi budaya yang dapat diminati oleh Wisatawan lokal maupun Mancanegara yang akan mengunjungi bumi Saka Mese Nusa. (NK)