Ambon, MX.com. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau pengungsi yang berlokasi di Lapangan Universitas Darussalam, Maluku Tengah, Ambon, Selasa (29/10). Presiden yang didampingi Gubernur Maluku Murad Ismail, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi disambut oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.
Setibanya di lokasi, Presiden mengunjungi rumah sakit lapangan. Bercengkrama dengan anak-anak di tenda psikososial, meninjau program rehabilitasi dan rekonstruksi bagi warga terdampak dan terakhir melakukan diskusi dengan masyakrakat. Doni Monardo memberikan penjelasan terkait penanganan gempa kepada Presiden.
BNPB memiliki beberapa opsi untuk peningkatan sosial dan ekonomi bagi warga terdampak gempa, “Program pertama adalah Emas Biru, yaitu bantuan terkait budidaya ikan hias laut berupa ikan Nemo dan pengolahan ikan asap untuk dikonsumsi. Dengan memberikan pembinaan, pendampingan hingga penjualan hasil budidaya ikan laut tersebut”, ujar Doni
“Program berikutnya, emas hijau berupa pembibitan tanaman bernilai ekonomis seperti Pala, Cengkeh, Sukun dan Matoa. Serta dukungan pembibitan kayu bernilai ekonomis tinggi seperti Gaharu, Jabin dan Toren”, tambah Doni.
Selain itu akan diberikan dukungan alat pengolahan sagu yang dapat menghasilkan Tepung Sagu, Mi Sagu dan Beras Sagu. Dikarenakan Maluku memiliki banyak pohon sagu yang dapat diolah, diharapkan bantuan-bantuan tersebut dapat memicu produksi dan pertumbuhan ekonomi daerah .
Sementara itu, Presiden menyatakan “Pemerintah akan memberikan bantuan stimulan 50 juta untuk rusak berat, 25 juta rusak sedang, dan 10 juta rusak ringan. Bantuan ini berlaku di semua daerah terdampak bencana di Indonesia”. Ucap Joko Widodo disela-sela diskusi dengan masyarakat.
Kepala Negara menjelaskan, anggaran di Kementerian PUPR dan di BNPB telah dialokasikan untuk perbaikan rumah-rumah. Dana tersebut dan akan segera disalurkan setelah menjalani sejumlah prosedur.
Menurut laporan yang diterima Presiden dari Gubernur Maluku Murad Ismail dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, ada sekitar 12.137 unit rumah yang rusak akibat gempa Maluku. Rinciannya, 2.712 unit rumah rusak berat, 3.317 unit rumah rusak sedang, dan 6.108 unit rumah rusak ringan, serta 730 unit fasilitas umum dan sosial rusak.
Presiden Jokowi juga meminta jajaran pemerintahan di daerah seperti camat dan lurah turut memantau dan mengawasi anggaran tersebut. Terutama mengingat anggaran tersebut akan langsung diberikan kepada masyarakat terdampak gempa.
Terkait pembangunan rumah warga yang rusak, Kepala Negara berharap agar masyarakat membangun rumah dengan konsep rumah tahan gempa seperti halnya yang dilakukan warga di Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk itu, pembangunan konstruksi rumah warga akan diarahkan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Ada macam-macam, ada yang pakai beton, ada yang sistem RISHA, jadi kalau ada gempa itu yang goyang hanya konstruksinya tetapi dinding dan lainnya tetap itu. Saya kira kita harus mengikuti itu,” tandasnya.
Setelah menerima kunjungan Presiden, Kepala BNPB, Menteri PUPR, dan Menteri Perhubungan mendampingi Presiden untuk melakukan kunjungan kerja selanjutnya ke Palu, Sulawesi Tengah untuk meninjau perkembangan penanganan bencana di sana. (**)