Langgur, MX. com. Persoalan stok obat-obatan yang sering terjadi pada Rumah Sakit Sadsuitubun Langgur menghadapi stok yang ada selalu habis. Terhitung kurang lebih dari bulan Oktober 2019 (Triwulan terakhir) itu terbawah dari 2018 dimana Rumah Sakit pada tahun 2018 itu berutang pada pihak ketiga sebesar 1 M lebih untuk obat-obatan dan bahan habis terpakai persoalan itu terbawah sampai tahun 2019. Hal ini di sampaikan Direktur Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur Dokter Fadila Toatubun pada media ini di ruangan kerjanya pada hari Jumat, 10 Januari 2019.
Dirinya menjelaskan bahwa persoalan yang di hadapi Rumah Sakit, setelah saya menjabat Direktur dan saya telusuri kemarin itu bahwa anggaran tahun 2019 yang di sediakan untuk obat-obatan dan bahan habis terpakai itu hanya di anggarkan sebesar 4 M lebih dari yang seharusnya 7 M lebih sehingga 3 M lebih sesuai kebutuhan real. Lanjutnya, seandainya kita disediakan anggaran sebesar 7 M lebih maka, akan memenuhi semua kebutuhan untuk satu tahun anggaran sehingga langkah yang saya ambil pada bulan Oktober 2019 melakukan inventarisir jenis dan jumlah obat yang habis dan yang hampir habis yang di dalamnya obat kadaluarsa sehingga untuk menutupi kekurangan obat sampai pada bulan Maret 2020.
“Ini kita buat perencanaan dengan bagian farmasi yang pertama, kita lakukan pengadaan secara emergensi dulu obat-obatan yang sering digunakan di Instalasi Gwat Darurat (IGD), yang kedua, di kamar operasi, dan yang ketiga, obat yang di gunakan di perawatan dan poliklinik, ini ada kategori tetapi memang kita lihat mencari obat di akhir tahun anggaran kemarin itu sulit sehingga pesanan obat-obatan itu pun menggunakan jasa layanan parsel sehingga itu layanan yang dianggap cepat termasuk barang-barang yang lain yang kita pesan”,”ungkapnya.
Tambahnya, Namun sampai saat ini beberapa item obat yang masuk kategori emergency itu antara lain obat Dopamin ini obat mendekatkan tekanan darah turun dan bisa di naikan dengan obat Dopamin selain itu Obat Ketrolak yang di pakai untuk anti nyeri hebat misalkan orang tiba-tiba rekal nyeri perut hebat atau di tubuh yang lain sakit tidak bisa tertahan lagi biasanya di obati dengan obat yang namanya ketrolak itu. “Tapi lagi-lagi di pesan habis bukan saja di Ambon tetapi di cek sampai Jakarta pun stok obatnya habis sehingga rekan penyedia masih minta waktu untuk bisa mencari di PDF yang lain kemudian untuk obat injeksi insulin pun lagi habis dan mereka lagi cari”,”jelasnya.
Fadila menjelaskan kalau kita beli obat-obatan di apotek pasti beda harga yang seharusnya kita belanja pada E-katalog tetapi kalau belanja di reguler itu, kita belanja bukan di apotek atau toko obat tetapi kita belanja langsung di PDF sehingga kita harapkan harganya juga tidak terlalu jauh dari E-katalog dan kami berpatokan kepada instruksi presiden bahwa lelang pengadaan barang dan jasa sudah bisa di lakukan sebelum masuk tahun 2020, Instruksi presiden itu disampaikan oleh Kepala daerah disaat rapat bersama semua Kepala SKPD.
Sehingga di harapkan lelang barang dan jasa itu sudah bisa dilakukan pada akhir tahun 2019 bukan nanti pada tahun 2020 ini pada akhirnya berpengaruh pada penyerapan anggaran dan buktinya saja sekarang pengadaan barang itu. Untuk tahun 2019 itu sudah terpenuhi 100 persen tetapi proses pembayaran itu masih terlambat “nah ini yang di takuti pada akhir tahun nanti banyak anggaran tidak terbayarkan ini yang jadi beban pemerintah”,”terangnya menutup. (**)
Pewarta : Metty Naraha
Editor : Alfa