MALUKUEXPRESS.COM, Pindapata adalah tradisi penting dalam agama buddha, dinama para bhikkhu (biksu) dan bhikkhuni (biksuni) berjalan kaki untuk menerima sedekah makanan dari umat awam dan masyarakat. Makna dan tujuan pindapata bukan sekedar kegiatan mengumpulkan makanan, melainkan latihan spritual bagi para bhikkhu untuk melatih kesederhanaan dan perhatian penuh (mindfulness). Sedangkan bagi umat Pindapata adalah wujud praktik kebajikan (dana).
Persatuan Umat Buddha Indonesia Provinsi Maluku gelar Pindapata Maluku pertama kali di Kota Ambon tepatnya di Area Jalan A.Y Patty hingga Areal Gong Perdamaian. Masih nuansa Hari Raya Waisak 2025, Pada hari Minggu (18/05/2025) pukul 08.00-09.00 WIT.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Permabudhi Maluku, Ketua Magabudi, Ketua MBI atau yang diwakili, bapak ibu umat Buddha, serta hadirin lainnya serta melibatkan unsur Perhubungan Kota Ambon serta insan pers.
Mengawali Acara dimulai dengan tarian adat Maluku Cakalele dan kemudian dimulai sambutan pembukaan oleh Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Maluku Ibu Ria Anis Purwaningrum, S.Ag,.M.M yang menyampaikan bahwa, di perayaan Waisak 2025, untuk pertama kalinya di Provinsi Maluku, diadakan Pindapata, yaitu tradisi umat Buddha memberikan dana berupa makanan dan kebutuhan pokok kepada anggota Sangha. Acara ini diusulkan oleh Permabudhi Maluku, hal tersebut layak mendapat apresiasi besar atas upayanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih juga kepada seluruh panitia, umat Buddha, dan masyarakat yang berpartisipasi, baik yang beragama Buddha maupun bukan, atas dukungan mereka.
Kami berharap kedepannya tradisi ini bisa menjadi kebiasaan yang terus dilestarikan, melatih kesadaran untuk memberi dengan perasaan bahagia, sebelum, selama, dan setelah berdana.Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut dan semakin meriah di masa mendatang. Namo Buddhaya.”tutup Purwaningrum.
Selanjutnya sambutan dari Bhikhu Siriratano Mahathera, menyampaikan ucapan terimakasih dan permohonan maaf kepada pengelola Taman Gong Perdamaian, karena sudah menyiapkan fasilitas untuk kegiatan umat Buddha yaitu Pindapatta tersebut secara mendadak. Harapan nya di kekegiatan mendatang, bisa berkoordinasi sebelumnya.
Setelah kita melakukan kebajikan pada pagi hari yang cerah ini semoga juga menjadi tanda kecerahan kita untuk harapan-harapan baik di masa-masa mendatang. Dunia ini selalu berputar dan tidak selalu baik-baik saja, maka kiranya perlu kita bersama membangun semangat, menyatukan hati untuk senantiasa melakukan pengharapan, doa-doa, semoga bangsa kita tetap aman, tentram dan kita bisa menjalankan tugas-tugas kita sebagaimana mestinya, “ujar Mahathera.
Untuk itu, dalam momentum perayaan Trisuci Waisak 2569 ini mari kita bersama-sama melakukan patidana, pelimpaan jasa dan doa-doa sebagai harapan kita untuk hal-hal baik di masa-masa mendatang bagi kita semua maupun bagi para pahlawan bangsa dan para leluhur-leluhur kita. Untuk itu mari kita bersikap anjali, kita akan melakukan pelimpaan jasa dan doa untuk keselamatan bangsa. “tutup Mahathera.
Selanjutnya, Ketua Permabudhi Provinsi Maluku Ibu Tjoa Tinnie Pinontoan dalam wawancaranya mengatakan bahwa, Harapan kami hari ini, dalam masih suasana Hari Waisak dengan di adakannya Pindapatta di sepanjang Jalan A.Y Patty dan ditutup di Gong Perdamaian Kota Ambon.
Semoga dengan mengenalkan tradisi Pindapatta, Memberi/sedekah, Kami berharap umat Buddha mengembangkan kebajikan dan kesadaran spiritual, dapat terus belajar dari ajaran Buddha dan menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
(Pindapatta dilakukan jika ada Bhikkhu/Bhante. Karena pemberian ini untuk mendukung kehidupan Bhikkhu), “tutupnya. (*)