Ambon, MX. Kehadiran United States Agency for International Development (USAID) dengan programnya Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) selama empat tahun terakhir ini di Provinsi Maluku, mendapat respon positif dari pemerintah daerah.
Saat menerima Tim USAID-APIK, Wakil Gubernur Maluku, Drs. Barnabas Orno menyatakan dukungannya pada program yang telah bertujuan membangun kapasitas masyarakat untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan kejadian bencana akibat iklim ekstrim tersebut.
“Pemprov Maluku berharap program-program kerja ini bisa menjawab berbagai persoalan lingkungan, persoalan bencana, dan juga persoalan perikanan di Maluku,” ungkap Wagub usai pertemuan yang berlangsung di ruang kerjanya, Ambon, Rabu (21/8).
Wagub berharap, program tersebut dapat berkelanjutan mengingat ini menjadi tahun terakhir dari kehadiran USAID-APIK di Maluku. “Kalau program ini bermanfaat bagi Maluku, saya kira Pak Gubernur juga akan mempertimbangkan untuk minta perpanjangan lagi di Maluku,” harap Wagub.
Dirinya meminta, adanya sinergitas lintas sektor agar program yang sudah dilaksanakan ini dapat berjalan berkelanjutan. “Secara kebijakan, pemda sangat menerimanya. Berdasarkan arahan Pak Gubernur, secara teknis dan dari sisi kebijakan, mereka telah berkoordinasi dengan Bappeda dan teknis lapangannya dengan instansi-instansi terkait,” tandas Wagub.
Saat pertemuan itu, hadir Direktur Program USAID Indonesia, Elizabeth Mendenhall, dan Direktur Program USAID-APIK, Paul Jeffery. Turut pula Kasubdit Identifikasi dan Analisis Kerentanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Arif Wibowo, serta COR USAID Sea Project, Celly Catherina, beserta LSM mitra USAID-APIK. Tim ini didampingi Kepala BPBD Provinsi Maluku, Ida Salampessy.
Program USAID-APIK adalah program bantuan hibah Pemerintah Amerika Serikat, yang fokus kegiatannya mencakup pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana dalam kerangka tata kelola nasional. Program ini bertujuan membangun kapasitas masyarakat lokal untuk mengatasi perubahan iklim dan bahaya alam yang berhubungan dengan cuaca, serta mendukung penggunaan informasi untuk pengelolaan risiko iklim dan bencana di antara pemangku kepentingan.
Chief of Party USAID-APIK, Paul Jeffrey, saat menjelaskan program di hadapan Wakil Gubernur Maluku, mengatakan, pihaknya telah melaksanakan kegiatan di Provinsi Maluku selama empat tahun. Program mereka juga memfokuskan diri pada sea project yakni pengelolaan perikanan dan kelautan yang berkelanjutan. Untuk Maluku, fokus kegiatan ini berada di Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kepulauan Aru.
“Program kami durasinya lima tahun. Kami sudah ada di Maluku sejak tahun 2016. Ini berarti tahun terakhir, dan sudah banyak kegiatan yang kami lakukan disini,” ungkap Paul.
Pihaknya juga membangun dan memberikan bantuan peralatan display prakiraan iklim dan cuaca kepada dua desa yakni Wassu dan Haruku di Kabupaten Maluku Tengah. Peralatan tersebut, kata Paul, merupakan bentuk peringatan dini kepada masyarakat untuk tidak pergi melaut saat cuaca kurang baik sehingga masyarakat menjad waspada terhadap perubahan iklim.
“Untuk penggunaan alat ini, kami menjalin kemitraan dengan BMKG. Hal ini bertujuan agar nelayan bisa menerima informasi langsung dari BMKG dan mereka bisa memprediksikan kapan mereka aman untuk melaut, dan kapan bahaya mengancam ,” jelasnya.
Paul menyebutkan, selain pelatihan peningkatan kapasitan masyarakat terhadap perubahan iklim dan bencana alam, pihaknya juga mendukung program penanaman pohon kembali atau reboisasi. USAID-APIK juga melaksanakan kemitraan dengan Pertamina untuk pengadaan solid drying yang diperuntukan buat pengeringan pala dan cengkeh. “Tahun ini di desa Morela, mereka kami berikan bantuan berupa solid drying pala dan cengkeh, yang akan bermanfaat terutama saat musim hujan,” jelasnya.
Dirinya berharap, kedepan pilot project yang telah dilaksanakan USAID-APIK di daerah ini dapat didukung dan dilanjutkan kembali oleh pemerintah daerah melalui kebijakan-kebijakan daerah.
“Harapan kami, walaupun USAID-APIK sudah berakhir programnya di Maluku, kegiatan-kegiatan ini akan dilanjutkan pemerintah daerah dan LSM-LSM lokal, sehingga masyarakat akan terbantukan dan semakin tangguh menghadapi perubahan iklim,” tandasnya. (humasmaluku)