Langgur, MX.com, Perayaan Bali Kei yang diselenggarakan pada tahun 2019 merupakan salah satu program tahunan dan Festival ini sendiri bertujuan untuk mendukung serta mendorong Destinasi Pariwisata kedua Daerah yakni meliputi Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara sehingga mampu menarik perhatian publik baik itu Wisatawan asing maupun Wisatawan mancanegara.
Pariwisatnya. Hal ini dikatakan oleh, Andi Erik Manuhutu, Sabtu (2/11), pada saat konferensi pers bersama seluruh awak media yang diselenggarakan di Kim caffe ohoijang.
Manuhutu mengatakan bahwa, Industri pariwisata itu sendiri guna untuk mebangun Ekosistem dari sebuah Destinasi Pariwisata dan kami memilih Kabupaten Maluku Tenggara karena memiliki potensi Pariwisata yang begitu besar dalam berbagai hal Industri Pariwisata. Kei bukan berarti kami mau memisahkan antara Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara tapi bagi kami Kei adalah keseluruhan yang terdiri dari 132 pulau dan memiliki potensi yang begitu besar karena letak Geografis yang begitu baik karena cukup dekat dengan Marketing Nasoinal kami adalah Australia.
Manuhutu menambahkan bahwa, kita sanggat berharap pada tahun-tahun mendatang kirahnya ada perhatian serius dari Pemerintah kedua Daerah dan tidak lama lagi ada hubungan transportasi Penerbangan udara atau transportasi laut maritim dari Australia dengan Maluku langsung. Nama dari Bali Kei ini sendiri kami ambil karena Kei ada segi Historisnya atau sejarah yang di mana memiliki Hubungan yang sanggat Erat dalam hal Antropoligal, Antropologi dan Histroligal, yang dimana Ken dedes dan Ken arok semuanya melarikan diri sampe ke Kepulaun Kei dan kemudian salah satu keterunan Wanitanya adalah Nen Dit Sakmas yang pertama kalinya mencetuskan Hukum Adat ini, seperti yang kita semua kenal dengan Hukum Larvul Ngabal. Selain itu, program Bali Kei yang di laksanakan pada tahun ini di meriahkan oleh Viktor Yoseph (Internasional Relation), Lala Suwages (Artis) dan Joice Liew (Marketing Communications).
Menurut Manuhutu, memilih Kepulawan Kei sebagai tempat di mana untuk pihaknya mencoba bagaimana membantu Pemerintah daerah dalam membangun Industri Pariwisata. Oleh karena itu, pada saat kita survei di tahun 2015 lalu kita melihat bahwa Infrastruktur yang sudah ada di Kepulauan Kei sudah cukup mendukung misalnya ada pelabuhan Kontaener di Kota Tual dan Infrastruktur jalan yang sudah dibangun dan mungkin terkait dengan insfratruktur lampu-lampu jalan yang perlu untuk dibenahi lagi, tetapi yang paling utama adalah dengan tersedianya Pelabuhan Kontaener di Kota Tual, Itu berarti kami bisa datangkan alat-alat modern kita dari surabaya menuju ke Pelabuhan Yos Sudarso Tual.
Tambahnya, Bali Kei adalah sebuah Program tahunan yang menggabungkan kedua Industri yakni Industri Kreatif dan Industri Olagraga Tantangan. Industri Kreatif yang kami lakukan pada Tahun 2017 adalah Musik Ekspo kemudian Industri olahraga tantangan yang kita mulai adalah Industri Cros Intoleran itu jauh lebih menantang dari pada lari maraton itu ada 5 kilo, 10 kilo dan 24 kilo dan kemudian setiap tahun kami selalu mau untuk menambahkan satu konten didalam setiap industri.
Lanjutnya, Sementara agenda tahun ini di samping musik ekspo kami tambahkan juga Spain Scalien Kuliner expo yang di mana makanan-makanan yang digunakan dari rempah-rempah dari maluku dan itu semuanya dipimpin dari seorang pemimpin dari malaysia yang bernama Huiiki yang selama ini telah melakukan pelatihan bersama ibu-ibu asal Ohoi Debut dan Ohoi Ohoililir,” tutupnya. (Ohbut Naraha)