Tual, MX.com. Penyelenggaraan eksebisi PESPARANI III antar stasi se-Paroki Tual dalam rangka seleksi sekaligus menyiapkan bibit – bibit perorangan atau kelompok antar delapan stasi di paroki st. fransiskus xaverius tual melakukan eksebisi bagi peserta dan kelompok dari setiap stasi untuk mempersiapkan kontingen perwakilan dari kota tual yang akan berlaga di iven PESPARANI tingkat provinsi Maluku pada bulan Juli tahun 2020 yang akan dilaksanakan di Kota Tual sekaligus sebagai tuan rumah.
Hasil pantauan media ini bahwa penyelenggaraan eksebisi yang dilaksanakan di Gedung Gereja St. Yoseph Watran dan gedung Gereja Kristus Raja Lairkamor di ikut sertakan perwakilan 7 stasi dari 8 stasi yang ada pada Paroki Tual kecuali Stasi Ohoitel yang tidak ikut serta. kegiatan yang diselenggarakan itu selama 3 hari mulai tanggal 29 – 30 november kemudian dilanjutkan dengan tanggal 1 Desember bagi peserta anak yang belum ikut audisi pada dua hari dimaksud karena peserta adalah siswa yang sementara ikut ujian bersamaan dengan waktu lomba, jenis kategori yang dilombakan ada 13 kategori yaitu lomba paduan suara anak campuran, lomba paduan suara campuran remaja (OMK), lomba paduan suara campuran dewasa, lomba paduan suara sejenis wanita dewasa, lomba paduan suara gregorian remaja dan dewasa yang berlangsung di lokasi gedung Gereja St. Yoseph Watran sementara lomba CC (cerdas cermat) tingkat anak dan remaja dilaksanakan di lokasi gedung gereja Kristus Raja lairkamor untuk hari pertama dari pukul 09.00-15.00 WIT sekaligus dilanjutkan dengan audisi yang diselenggarakan di lokasi gedung gereja St. Fransiskus Xaverius Tual sebagai Pusat Paroki Tual.
Kemudian dilanjutkan dengan hari kedua dengan mata lomba yang dieksebisi adalah mata lomba mazmur tingkat anak, remaja dan dewasa yang berlokasi di gedung Gereja St. Yoseph Watran sementara lomba tutur anak, dilanjutkan dengan final Cerdas cermat tingkat anak berlokasi di gedung Gereja Kristus Raja Lairkamor.
Kegiatan yang dilaksanakan dan di selenggarakan oleh panitia PESPARANI III dan lembaga LP3K KOTA TUAL untuk 3 hari dimaksud adalah puncak dari persiapan Pemerintah Kota Tual untuk memperoleh duta-duta, baik perorangan maupun kelompok di luar kegiatan pembukaan pada tanggal 28 november dan rencana penutupan pada 2 desember.
Hal ini merupakan kegiatan serimonial saja dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud ada kesan buruk dari event Pesparani III Tingkat Kota Tual sesuai Pantauan media ini adalah kontingen dan orang tua sangat kesal dan kecewa dengan panitia dan lembaga LP3K, karena kegiatan 3 hari adalah kegiatan inti namun panitia dan lembaga tidak siap makan dan minum untuk peserta lomba (kontingen) yang mengakibatkan peserta bertahan dari jam 09.00 – 15.00 wit, akhirnya orang tua yang anaknya sudah lapar harus diberikan makan pada anak sebagai peserta lomba dengan menu makan siang yaitu ‘Pop Mie doang’ khusus di hari pertama, yang menjadi pertanyaan umat stasi apalah kerja panitia dan LP3K sehingga bisa terjadi, tidak berpikir untuk menganggarkan biaya makan dan minum untuk 3 hari pelaksanaan lomba dimaksud, di lain sisi Pemerintah Kota Tual sudah menyiapkan dana untuk panitia penyelenggaraan Pesparani III Tingkat Kota Tual senilai 1 Milyar Seratus Lima Belas Juta untuk penyelenggaraan dimaksud.
Selain itu hasil investigasi dari media ini juga sesuai dengan konfirmasi dengan 2 Ketua dewan stasi sebagai penyelenggara lomba, dukungan dana dari panitia dan lembaga LP3K dari 2 stasi dimaksud hanya diberikan dana perangsang untuk mempersiapkan gedung sebagai tempat lomba dan yang lain-lain, masing-masing stasi diberikan 3 juta saja, kesan buruk dan sikap tidak terpuji dari manajemen dan tata kelola keuangan lembaga LP3K Kota Tual yang terjadi dari periode ke periode membuat umat stasi banyak kecewa terutama umat Stasi watran yang muak dan sudah rasa tidak percaya dengan lembaga LP3K Kota Tual sehingga kegiatan Pesparani III tingkat Kota Tual, umat stasi watran 90 persen tidak berpartisipasi dalam lomba 13 kategori dimaksud padahal umat stasi Watran salah satu stasi terbesar di paroki Kota Tual.
Contoh selama ini, lembaga LP3K Kota Tual tidak ada kontribusi untuk umat stasi dan tidak pernah dilakukan pembinaan, pendampingan dan pelatihan untuk umat Paroki Tual setelah pulang dari lomba tingkat Provinsi Maluku di Dobo tahun 2014 lalu, setelah Pesparani tingkat Propinsi di kota tual sebagai tuan rumah baru tergesa-gesa untuk dilakukan eksebisi dan audisi dalam jangka latihan 1 bulan bagi stasi-stasi di paroki tual, kalau di lihat LP3K kota tual ketinggalan jauh sekali dibandingkan dengan LP3K lain pada kabupaten dan kota yang ada di provinsi maluku mereka lebih awal mendampingi dan membina melatih umat secara rutin disetiap stasi dimasing – masing paroki sehingga event-event di tingkat provinsi, mereka sudah siap lebih awal.
Selain itu, media ini mencoba menkonfirmasi dengan Ketua panitia Ateng Ruban di ruang kerjanya di diler Yamaha Un kota tual pada Sabtu (30/11), terkait dengan kontingen anak makan Pop Mie disaat lomba, dirinya menjelaskan bahwa pertama-tama saya sebagai ketua panitia pesparani III tingkat kota tual menyampaikan permohonan maaf kepada para kontingen dan orang tua apabila berita dan informasi beredar kontingen anak terpaksa makan pop mie.
Lanjut Ruban bahwa, saya sebagai Ketua Panitia memang diberi tanggungjawab untuk memanage atau mengatur tentang pelaksanaan pesparani III kota tual diharapkan berjalan dengan baik berdasar pada surat keputusan (SK) walikota tual untuk panitia dan juga dengan bantuan dan yang sudah disiapkan pada APBD 2019 sebesar 1 miliard 115 juta tersebut.
Untuk menjadi ketahuan umat di paroki tual bahwa dana bantuan dari Pemerintah Daerah Kota Tual mekanismenya ditransfer melalui lembaga LP3K. kemudian kami dari Panitia melalui program dan kegiatan setiap bidang atau seksi sesuai kebutuhan yang diusulkan melalui lembaga LP3K baru dana dapat direalisasikan lewat bendahara panitia dan itupun bukan sekaligus tetapi bertahap.
Ruban juga mengakui bahwa panitia kesulitan karena dana tersebut tersuplay pada 3 tahap sehingga panitia kesulitan bekerja sesuai dengan planing atau target yang sebetulnya dibuat oleh masing-masing seksi, dan hal ini dapat mengganggu semua proses dari awal hingga akhir.
jadi nanti kita atur dan evaluasi setelah PESPARANI III kota Tual harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada Walikota Tual karena kami selalu ingat 3 sukses yang disampaikan Walikota disaat pertemuan, antara lain, Sukses penyelenggara, Sukses prestasi, dan Sukses pertanggungjawaban.
Sehingga saya sebagai ketua panitia iven PESPARANI III tingkat Kota Tual berakhir harus dilihat sebagai satu event yang berkelas dan menghasilkan Tim (kontingen) yang akan berlaga sebagai perwakilan mewakili Daerah Kota Tual di ivent provinsi Maluku yang akan diselenggarakan di Kota Tual pada tahun 2020.
Ketika ditanya berapa besar penyerapan dana untuk kegiatan pembukaan sampai puncak lomba 3 hari dimaksud, Ruban menjelaskan bahwa dia belum tau persis karena permintaan dana dari setiap seksi lewat lembaga LP3K baru terealisasi lewat bendahara dan informasi total anggaran belum disampaikan kepada saya selaku ketua panitia PESPARAN III, Sementara dilain sisi ketua panitia mendisposisikan kepada koran ini untuk mengkonfirmasi dengan bendahara I Panitia (Novi Ngamelubun), Namun yang bersangkutan mengakui untuk harus memberikan penjelasan untuk melengkapi keterangan dari ketua panitia dimaksud, tetapi kemudian Bendahara yang bersangkutan hingga berita ini diangkat tidak memberikan keterangan dan menghindar dari wartawan.
Untuk itu, Masyarakat pun meminta kepada Pemerintah Kota Tual dalam hal ini baik DPRD maupun Wali Kota Tual untuk segera minta pertanggungjawaban dari Panitia PESPARANI III terutama lembaga LP3K Kota Tual, karena terkesan prosedur dan mekanisme anggaran yang sudah disiapkan Pemda cukup besar tetapi terkesan Kesalahan pengaturan dan pengelolaan dilapangan yang mengakibatkan kesan buruk terhadap Pemerintah Kota Tual dimata Publik disebabkan oleh ulah Lembaga LP3K tidak berikan kepercayaan penuh untuk panitia mengatur dan mengelola Dana dimaksud tetapi masih didominasi oleh lembaga LP3K Kota Tual, dan jangan sampai hal ini terjadi di Iven PESPARANI tingkat Provinsi Maluku. dan hal ini mengakibatkan Umat katolik kususnya akan nyatakan sikap tidak percaya kepada lembaga LP3K Kota Tual. (Tim)