Tual, MX. com. Hasil presentasi potensi unggulan di Kota Tual yang disampaikan oleh yang mewakili pemerintah daerah Kota Tual Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan Djamaluddin Rahareng dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Fari Rahayaan telah disambut oleh Mr.Rajit Lumnech Direktur Regional Infrastruktur WB sebagai Ketua tim dari Bank Dunia. Diskusi yang berlangsung di aula kantor Walikota Tual pada hari Sabtu, 18 Januari 2020. Dirinya menjelaskan bahwa dia sangat berterimakasih sekali atas analisis detail yang sudah dikerjakan selama ini dan merupakan input bagi tim untuk bukti analisis lebih dalam.
Lanjut kata Mr.Rajit kami sangat berterimakasih dan minta maaf juga karena nanti ada banyak sekali pertanyaan, klarifikasi dari tim kepada bapak-bapak supaya ini bisa dikerjakan dan di rencanakan dengan integrated (Terintegrasi) dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan dengan bantuan bapak-bapak kami percaya bahwa rencana terintegrasi ini, jadi di Ambon sebagai centernya atau pusat program pelabuhan satelit di kepulauan-kepulauan ini dan konektivitas yang bisa diandalin frekuensi jelas itu akan sangat membantu pertumbuhan daerah sini.
Untuk Bank Dunia, rencana ini sangat kritikal dan untuk mereka itu sangat penting untuk daerah kepulauan seperti ini jadi dengan konektivitas tadi itu akan sangat mendorong dan tujuan bahwa meniturisem dan fisher itu akan disuport dengan baik,”tuturnya.
Selain itu penjelasan yang disampaikan oleh Mr.David Wignal, Chairman Seaport Consultants Asia Dirinya menjelaskan bahwa kerja sama ini sangat penting baik ditingkat Provinsi, Tingkat Kota, Kabupaten dan dibawahnya semua harus diintegrasi sehingga proposal itu sangat solid dan sangat meyakinkan sehingga program yang kita kerjakan akan disuport penuh dari instansi yang memberikan persetujuan.
Lebih lanjut dia menambahkan mereka ditugaskan untuk melihat aspek ini karena mereka percaya dengan pelabuhan konektivitas yang baik itu akan mendorong semua sektor ekonomi dan kunjungan mereka di Ambon tujuan mereka itu bahwa ekspor yang kaitan dengan Fishery Industri Meniturisem untuk program ini. Jadi, dia pernah bekerja di perusahaan pelayaran selama kurang lebih 25 tahun di Shipping line. Kalau mau masuk di Jakarta itu jelas tapi kalau mau masuk ke Ambon dia mau lihat konsultasi barangnya atau tidak. Sehingga salah satu konsep dari ini dimana kita jadikan Ambon sebagai Regional hak untuk Indonesia timur. Jadi katakan, barang yang mau ke Merauke (Kontainer) begitu harus masuk ke Ambon dulu baru pindah dengan kapal kecil supaya lebih murah. Karena sekarang kapal-kapal kecil yang masuk lebih banyak jadi mahal semua. Kalau dikonsultasikan di Ambon itu tiba-tiba volumenya sekitar 600ribu sama dengan di Makassar hari ini jadi ceritanya lain sama sekali itu tujuan besar dari pada program ini. Tapi ini semua bisa disuport dengan pelabuhan-pelabuhan kecil yang ada di kabupaten-kabupaten yang mana bapak-bapak ada disitu.
Lanjutnya, Jadi Shipping line itu khan koperasinya mahal, jadi mereka perlu konsultasi disuatu tempat sehingga barang-barang itu baik ikan, hasil pertanian maupun yang lain ditempatkan di Ambon tetapi asalnya dari sini sehingga mau dikerjakan bukan hanya Ambon tetapi juga pelabuhan-pelabuhan disekitar itu dan jaga angkutan lautnya.
Selain itu, diskusi yang disampaikan Oleh Mr. Andre Rodrigues De Aquino, Senior Natural Resources Management Specialist Menjelaskan bahwa pada saat ini kami bekerja sama dengan perikanan dan kelautan serta pariwisata untuk proyek pada saat ini bernama Laut Sejahtera, ini ada tiga tujuan yang pertama adalah mendukung perikanan berkelanjutan WTP untuk pembuatan, pengelolaan perikanan berbasis ilmuan dan yang kedua adalah kesejahteraan, pendidikan pesisir itu dengan aktivitas seperti rumput laut dan wisata yang ketiga adalah pengelolaan Sumber daya alam seperti karang, Manggrove dan lomong ada kawasan konservasi kecil yang namanya (Kei Kecil) untuk juga mendukung konservasi, itu diskusi yang sedang berlangsung dengan KKP di pusat dan kami dari sebagian lingkungan hidup dan sumber daya alam pertama kali di Provinsi Maluku dan kami berharap, kami sekarang juga bisa mulai berdiskusi dengan Provinsi dan kami sangat senang bisa bekerja sama dengan teman-teman transport kami damping berhubungan kami tidak bisa terpisah untuk rumput laut dan lain-lain itu seperti awal diskusi yang kami berharap berlangsung dengan baik,”jelasnya.
Adapun, Tim Bank Dunia yang hadir ada 14 orang yang mengikuti diskusi dan presentasi dengan pemerintah Kota Tual”, “tutupnya. (**)
Pewarta : Metty Naraha
Editor : Alfa