Tual, MX.com. Mutasi di lingkungan Pemerintahan Kota Tual terus terjadi. Kali ini, 5 kursi Pimpinan Tinggi Pratama atau setingkat Eselon II mengalami peralihan. Selain itu, terdapat juga peralihan 22 pejabat administrator dan pengawas yang dirotasi Walikota Tual Adam Rahayaan, bertempat di Aula Pendopo Yarler Tual. Jumat (01/11)
Kelima pejabat pimpinan tinggi itu masing-masing yakni, Jacqueline Lakes yang sebelumnya menduduki kursi Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Setda Kota Tual dirotasi ke jabatan baru sebagai Staf Ahli Wali Kota Tual Bidang Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia. Moksen Renwarin yang sebelumnya menjabat Kepala Bagian Kerja Sama diplot sebagai Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kota Tual. Sementara jabatan yang ditinggalkannya, diisi oleh Petrus Rahawarin. Sedangkan Enggelina Heatubun yang sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Pariwisata dipromosikan untuk menduduki kursi Kepala Dinas Pariwisata. Sementara jabatan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang ditinggalkan pejabat sebelumnya karena pensiun diserahkan kepada Darnawati Amir yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris pada instansi tersebut. Sedangkan Salma Laisouw yang sebelumnya sebagai Sekretaris Dinas Perikanan dipromosikan sebagai Kepala Dinas Perikanan.
Walikota Tual Adam Rahayaan.SAg.Msi yang didampingi Wakil Walikota Tual Usman Tamnge, SE dan Sekretaris Daerah, A.Yani Renuat serta Plt. Kepala BKD Muti Matdoan, usai melantik ke-27 pejabat eselon itu menegaskan, perubahan posisi jabatan dilakukan merujuk pada aturan yang dipedomani, hasil kerja pansel, hasil seleksi terbuka, serta hasil rekam jejak kinerja setiap pejabat yang kemudian menjadi catatan proses evaluasi, rotasi dan mutasi.
Rahayaan menjelaskan bahwa, proses ini dimaksudkan pula untuk menghindari potensi stagnasi dan kesenjangan operasional dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan publik. Selain itu juga sebagai upaya percepatan tugas dan fungsi masing-masing SKPD di lingkup Pemerintah Kota Tual guna menjawab atau mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Tual.Pelantikan dan mutasi pejabat pada setiap instansi pemerintah adalah bagian dari dinamika organisasi dalam rangka pemantapan dan peningkatan kapasitas kelembagaan serta merupakan bagian dari pola pembinaan dan peningkatan karier pegawai. Meski begitu, pengembangan karier pegawai tidak dilakukan semata-mata untuk kepentingan pegawai yang bersangkutan, melainkan lebih diutamakan untuk melakukan pembenahan dan pemantapan organisasi dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan tugas dan pelayanan umum.
Menurut Rahayaan, parameter utama yang digunakan dalam menentukan jabatan bagi setiap pegawai tidak hanya melalui pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas, jangka waktu mutasi jabatan, pendidikan dan pelatihan. Tetapi juga dilihat pada aspek penting lainnya, yakni loyalitas, kerja sama serta nilai pengabdian dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab kepada negara, khususnya di Kota Tual. Bila semua kriteria dipenuhi tetapi tidak ada kerja sama yang baik, apalagi tidak terkoneksi secara berjenjang dengan unsur pimpinan, maka organisasi juga akan mandek. Mari kita lihat pada sistem tata negara di mana menteri-menteri yang menempati posisi kabinet adalah mereka yang memiliki kemampuan dan tentunya bisa bekerja sama dengan presiden. Seiring dengan adanya perubahan posisi jabatan tersebut, orang nomor satu Kota Tual ini menginginkan agar para pejabat yang baru dilantik untuk dapat bekerja dengan lebih cerdas, kreatif, cermat, cepat dan tepat. Dan sesegera mungkin dapat melakukan koordinasi dan bangun sinergitas baik dengan sesama SKPD dengan instansi vertikal maupun dengan stakeholder lainnya.
Rahayaan meminta agar semua lebih rajin turun ke lapangan, lebih rajin memantau realitas yang ada di luar meja dan ruangan kerja kita, agar kita tahu apa sebenarnya yang terjadi secara obyektif dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Lebih rajin untuk melihat situasi yang ada di dalam keseharian warga. Kerjakan yang sudah direncanakan, serap anggaran secara maksimal dengan tetap memperhatikan mekanisme dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemkot Tual ingin membangun sistem yang jelas dengan berdasarkan pada tradisi merits atau trust yang jelas.
Untuk itu, ia berharap seluruh elemen pejabat yang ada dapat bersama-sama bergerak cepat mewujudkan berbagai program pembangunan di berbagai lintas sektor. Saya yakin bahwa dengan potensi yang dimiliki disertai kerja keras, perubahan itu secepatnya dapat dicapai sebagaimana sesuai gerakan nasional Ayo kerja! yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan bekerja, saya yakin kita dapat menghadirkan berbagai program pembangunan untuk kepentingan masyarakat.
Rahayaan mengingatkan bahwa, Kota Tual merupakan kota yang multikultural. Oleh karena itu saya berharap agar dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, pejabat yang ada saat ini tidak mengedepankan azaz kepentingan ras, suku, maupun agama dan golongan. Jadi kami yang diangkat jadi pejabat ini, bukan untuk mewakili kepentingan agama, kampung dan suku tertentu, tapi untuk mengabdi bagi kota Bumi Maren yang sama-sama kita cintai ini. “Hakekatnya adalah untuk mengabdi kepada semua orang yang ada di kota ini. Ingat frasa kalimat yang selalu dilantunkan dalam pergaulan bahwa siapa bale batu, batu bale tindis dia”,”Tutupnya. (Ohbut Naraha)