Biking KEK di Tanimbar, Jadi Program Prioritas Realistis LAWAMENA Pimpin Maluku

Saumlaki, Malukuexpress.com- Salah satu program prioritas yang diusung Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa-Abdulah Vanath (LAWAMENA) untuk mengentaskan kemiskinan ekstreem pada 5 wilayah di Maluku adalah salah satunya membuat Kabupaten Kepulauan Tanimbar menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Hal itu disampaikan Lewerissa dalam kampanye dialogis yang digelar di kawasan Tanimbar Raya, Kota Saumlaki, Sabtu (02/11/2024) sore, yang dihadiri ribuan masyarakat di Tanimbar.

“Kemiskinan terjadi karena tidak ada income tetap yang memadai. Minimal kebutuhan sandang, pangan, dan papan harus terpenuhi. Kalau 3 hal ini tidak terpenuhi, masyarakat akan terjebak kemiskinan ekstrem. Ada 5 kantong kemiskinan ekstrim di Maluku loh. Jangan main-main karena ini kan sesuatu yang sangat miris,“ ungkap Lewerissa.

*SAPTA CIPTA LAWAMENA*

Dalam orasi politiknya, Lewerissa beberkan visi dan misi besar dirinya bersama Abdullah Vanath untuk mencalonkan diri maju dalam kontestasi Pilkada serentak di 27 November mendatang.

Paslon berjargon ’LAWAMENA’ ini miliki visi melakukan transformasi Maluku menuju Maluku yang maju, adil, dan sejahtera menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.

Sedangkan misi besar keduanya dirancang dalam 7 program prioritas yang disebut sebagai ’Sapta Cipta Lawamena’, dimana untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang pesat adalah dengan cara menjadikan Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagai KEK.

Sapta Cipta Lawamena yang dirancang Paslon ini terdiri dari :

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat;

2. Pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran;

3. Memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas;

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur untuk memperlancar konektivitas antar dan intra wilayah;

5. Pengelolaan lingkungan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dan pengelolaan SDA yang sustainable (etis, responsif dan akuntabel);

6. Peningkatan Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasil pembangunan serta pemberian insentif bagi pelaku usaha UMKM serta membuka aksesibilitas pasar dan mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah; dan

7. Penataan dan revitalisasi lembaga sosial kemasyarakatan dalam semangat Hidup Orang Basudara berbasis adat, budaya dan kearifan lokal serta ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum.

“Tujuh program ini sangat realistis dan bukan merupakan program yang sarat akan muatan politik dalam rangka menyongsong pilkada. Kami programkan hal ini untuk bagaimana SDA melimpah ini tidak hanya dikelola di Maluku semata tetapi harus dibawa keluar dari Maluku agar Maluku harus benar-benar rasakan manfaatnya,“ ujar Lewerissa.

*HARUS ADA BIG LEAF*

Dirinya menambahkan, Maluku miliki masalah serius yang harus segera diatasi. Potensi Maluku, terutama yang terletak di Tanimbar sangat luar biasa dan perlu dikelola secara tepat guna.

Ia berujar bahwa Tanimbar dekat dengan kawasan 718 Arafura yang merupakan zona perikanan terkaya di Indonesia. Kalau bisa membangun KEK di Tanimbar, maka akan dibuat hilirisasi sektor perikanan.

Kendati demikian, “Kawasannya sudah tersedia dan tinggal bagaimana infrastruktur pendukungnya. Program inilah yang membuat kita bisa bikin Big Leaf atau lompatan besar untuk kejar ketertinggalan dan keluar dari keterpurukan yang saat ini dialami. Kalau tidak lakukan lompatan besar, maka tidak akan terkejar dan Maluku akan kalah terus dalam berbagai hal,“ pungkasnya.

Oleh karenanya, Dia menandaskan, tidak ada cara lain untuk keluar dari predikat miskin ekstreem, kecuali memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku. Banyak strategi yang bisa dibuat untuk mendorong investasi di Tanimbar, dan umumnya di Maluku. Salah satunya melalui berbagai kebijakan strategis yang diambil Pemprov maupun Pemda.

Politisi Gerindra ini, mencontohkan bahwa pemerintahan sebelumnya, terdapat hutang pembiayaan pembangunan infrastruktur sebesar Rp700 milyar. Dari alokasi yang ada, berapa banyak yang dikucurkan ke Tanimbar? Bahkan hanya berkisar Rp5 milyar sehingga dirasa tidak begitu maksimal.

Menurut Dia, “Mau diapain anggaran itu? Itu kebijakan model apa? Itu kebijakan setengah hati dan setengah akal. Bagaimana mungkin semua anggaran diserap di Ambon. Kan ada Maluku Tengah, SBB, Buru, dan Tanimbar juga. Harusnya diserap merata di 11 kabupaten/kota lainnya di Maluku dan tentunya terserap merata dengan menggunakan skala prioritas,“ contoh Lewerissa.

*INGATKAN JANGAN SALAH PILIH*

Di akhir orasi politiknya, Anggota DPR-RI periode 2019-2024 sekaligus Ketua DPD Partai GERINDRA Maluku ini mengingatkan seluruh masyarakat yang hadir agar tidak salah memilih pemimpin pada hari pencoblosan nanti.

GERINDRA adalah partai yang kini memimpin Senayan yang menghasilkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia terpilih saat ini. Jika Tuhan berkehendak dirinya bersama Abdullah Vanath terpilih menjadi Gubernur dan Wagub Maluku, berbagai program prioritas yang telah dirancang, secara maksimal akan diselesaikan demi Maluku yang bertransformasi maju, adil, dan sejahtera menuju Indonesia Emas.

Oleh karena itu, “Ingat bapak ibu, jangan salah pilih pemimpin. Prabowo kan presiden kita. Kedepannya jika kami dipercayakan pimpin Maluku, program yang telah dirancangbdengan kajian maksimal ini akan dilaksanakan. Tinggal ajukan proposal ke pak Presiden bahwa inilah visibilities study kami untuk mau membangun KEK di Tanimbar dan Seram,“ ingatnya mengakhiri kampanye. (*

Pos terkait