Malra Mendapat Bantuan DAK Rehabilitasi 200 Unit Rumah Masyarakat

Langgur. MX.com, Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku dalam menuntaskan kemiskinan bagi warga masyarakat terlihat melalui program kerja Dinas Perumahan dan Pemukiman yang telah mendapatkan bantuan Rehabilitasi berat bagi rumah masyarakat melalui dana DAK untuk tahun 2019 sebanyak 200 unit dari kementerian,”Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (PLT) Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Malra Sygen Ohoitimur di ruangan kerjanya. Jumat (13/9).

Ohoitimur menjelaskan bahwa, salah satu program dari Dinas Perumahan dan Pemukiman kabupaten Malra yakni, penuntasan kemiskinan dengan rehabilitasi rumah yang tidak layak atau rusak berat akan di perbaiki sebanyak 200 unit yang di peruntukan bagi masyarakat Kecamatan Kei Besar Utara Timur melalui Dana DAK. antara lain Tuburngil 23 unit, Kilwair 37 unit, Ohoiwirin 36 unit, Hollay 20 unit, Hoko 20 unit, Hollat 24 unit, Hollat Sol 20 unit dan Ohoifau sebanyak 20 unit dengan plafon dana Rp. 16.537.500.

Lanjutnya, untuk 2019 ini kami fokuskan untuk Kecamatan Kei Besar Utara Timur dengan upaya penuntasan kemiskinan yang di maksud. Paling tidak dari rumah masyarakat yang kerusakan sedang dan berat. Kami kategorikan pada rehab berat sehingga melalui dana DAK bisa menjawab dan menuntaskannya. Sementara kerusakan ringan akan melalui APBD lewat ADD sehingga tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Malra dalan penuntasan perumahan di Ohoi-ohoi dan kecamatan ini tuntas dan selesai. Maka di waktu yang akan datang 2020, kami tuntaskan pula Ohoi-ohoi dan kecamatan yang lain di Kei Besar. Selain itu, ada rehabilitasi rumah-rumah masyarakat yang tersebar di Kecamatan Kei Kecil dan tersebar di beberapa ohoi melalui APBD. Kriteria bagi rumah masyarakat di Kei Besar Utara Timur saat ini semuanya melalui pendataan dan survei yang dilakukan dari kami Dinas sendiri.

Selain itu juga, pendataan kami ambil melalui Dinas Sosial atau data TN2K terkait dengan angka kemiskinan kemudian diusulkan ke Pemerintah Pusat, setelah ada persetujuan maka kami kembali ke kroscek dilapangan apakah nama-nama yang bersangkutan kondisi rumahnya masih seperti pendataan awal yang kami lakukan atau tidak. Apabila ada rumah yang sudah ada perubahan, sudah ada rehab atau perbaikan yang di anggap sudah layak. Maka bantuan yang bersangkutan kami alihkan ke orang lain yang rumahnya belum layak di huni.

Tambahnya, Sebelum pekerjaan dilakukan kami sudah dari awal memberikan pemahaman dan sosialisasi bahwa bantuan ini adalah bantuan stimulan dimana Pemerintah menyiapkan sejumlah dana dalam bentuk bahan; Berupa semen, besi, daun zenk dan paku. Sementara itu, ada swadaya dari masyarakat sebagai penerima manfaat menyiapkan batu, pasir, kayu dan tenaga kerja.

Dianjurkan pula, bahwa satu ohoi di bentuk dua kelompok kerja yang terdiri dari 10 orang dan kemudian mereka sendiri menentukan toko mana sebagai suplay bahan yang mereka butuhkan. Setelah itu kelompok tidak menerima uang tunai tetapi melalui rekening Bank. Setelah bahan sudah di suplai dari toko ke tempat baru clear sehingga kami lakukan pembayaran lewat rekening saja dan uang tersebut tidak di pegang oleh siapa-siapa. Kami juga, bernegosiasi dengan pihak toko kalau dapat suplai bahan tahap satu sekaligus dengan tahap kedua mengingat kondisi transportasi, cuaca maupun kondisi jalan.

Lanjutnya, dan perlu di ketahui bahwa presentasi pekerjaan sudah mencapai 30 persen karena proses sudah dari bulan Maret tetapi pelaksanaan pekerjaan baru dilaksanakan Agustus karena ada proses verifikasi maupun menunggu terbitnya SK Bupati untuk mereka melakukan pekerjaan dimaksud adalah swadaya tanpa pakai pihak ketiga (Kontraktor) dan suplainya dari toko, karena ini BANSOS.

Menurut Ohoitimur, Masyarakat diberikan uang tetapi tidak Menerima secara langsung namun melalui transfer rekening Bank. Adapun, sistem pelaksanaan dan pembangunan yang dikerjakan saat ini masyarakat mulai membudayakan sistem gotong royong (MAREN) yaitu hari pertama semua kerja satu rumah kemudian esok kerja lagi untuk rumah yang lain dan bergiliran sampai semuanya tuntas.

Selain pembangunan rehabilitasi rumah adapun dari Bidang Kawasan Pemukiman itu, kami lakukan penataan jalan-jalan lingkungan (Jalan Ohoi) jalan lingkungan dalam kota adapula di kompleks-kompleks teruntuk jalan-jalan lorong yang masih tanah kami buat pafin-blok dengan volume disesuaikan dengan anggaran yang terbatas. Minimalnya, paling satu kegiatan itu maksimalnya mungkin 200 juta begitu volumenya tidak besar dan itu proyek penunjukan. Dan ditargetkan semua pekerjaan dapat diselesaikan sebelum waktunya paling lambat November 2019.

Ohoitimur berharap kepada masyarakat yang diberikan bantuan minimal bantuan yang sudah diterima itu dimanfaatkan sebaik mungkin. karena masih banyak yang belum menerima bantuan kemudian dengan keterbatasan anggaran Pemda tidak bisa sekaligus menjawab semua, kita harus bertahan sehingga yang menerima bantuan minimal merubah rumahnya sehingga dari kondisi yang tidak layak menjadi layak sebab kalau semua menuntut untuk sekaligus dalam satu tahun anggaran itu kita perhatikan semua, pasti Pemda juga kerepotan.

Tambahnya, Mudah-mudahan kedepan harapan kami, dengan kondisi yang ada, Pemda bisa memberikan ruang yang lebih lebar untuk kami terkait dengan anggaran untuk melakukan penaggulangan dari pada rumah-rumah yang tidak layak huni dari masyarakat Kabupaten Malra. “Kita pasti cari dana juga dari DAK pusat kemudian ditambah dengan APBD kemungkinan juga nanti dengan Pemerintah Provinsi mudah-mudahan di tahun depan kita bisa membangun 300-500 unit rumah”, kita tangani dengan berbagai sumber dana sehingga dalam jangka waktu lima tahun kedepan bisa menjawab semua rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara,”tutupnya. (Metty Naraha)

Pos terkait