Sekda SBT Buka Sosialisasi Evaluasi Gema Cermat dan Optimalisasi AOC

SBT, MX. Sekretaris Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Dr. Syarif Makmur, M.Si secara resmi membuka acara sosialisasi evaluasi gema cermat dan optimalisasi Aerodrome Obstacle Chart (AOC) dalam rangka mendukung germas di kabupaten Seram Bagian Timur yang ditandai dengan pemukulan tifa pembuka. Acara tersebut berlansung di Aulah lantai II gedung Winkel. Rabu (24/7)

Selain Setda, acara tersebut juga dihadiri perwakilan dinas kesahatan pusat, dinas kesehatan Provinsi Maluku, dinas Kesehatan Daerah SBT, Organisasi profesi kesehatan, Dharma Wanita Kab. SBT, ibu Persit, Bayangkari, Organisasi Keagamaan, KNPI, Kepala Puskesmas, dan Kader Pos Yandu

Pada kesempatan itu, ketua panitia sosialisasi Shirley Pinontoan, S.Sos yang juga Kasie Kefarmasian menyampaikan bahwa tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman dan kesedaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan peubahan perilaku dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, seta meningkatkan penggunanaan obat secara asional, termasuk antibiotik

Menurutnya, penggunaan obat secara tidak rasional masih sering terjadi di masyarakat seperti penggunan obat bebas secara berlebel (Over Dosis) kejadian efek samping maupun interaksi obat atau penyalagunaan obat, sihingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

Saat dimintai tanggapannya terkait hal tersebut, Pinontoan kepad awak media menyampaikan sebagai dinas yang menangani masalah tersebut selalu optimis akan terus melakukan gerakan-gerakan sosialisasi demi menuntaskan masalah-masalah penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan kesehatan.

Pada kesempatan yang sama, Setda yang mewakili pemerintah daerah menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi atas terselengaranya kegiatan ini, demi menjamin penggunaan obat yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari hal tersebut, Makmur dalam membacakan sambutan bupati mengakui bahwa: “penggunaan obat yang rasional (por) merupakan salah satu langkah dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu. sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety) menurut who, penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan dalam periode waktu yang adekuat. diperkirakan di seluruh dunia lebih dari 50 persen obat diresepkan dan digunakan secara tidak tepat, termasuk di indonesia sampai dengan tahun 2013, hasil pemantauan dan evaluasi peresepan di fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) menunjukan bahwa penggunaan antibiotik pada penyakit ispa non pneumonia dan diare non spesifik masih cukup tinggi.

Selain peresepan secara irrasional oleh tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).

Mengakhiri sambutannya, Pemda sangat berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Propinsi Maluku dan Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai penggagas dan penyelenggara kegiatan ini. Pemda juga berterima kasih kepada bapak-ibu peserta yang menghadiri kegiatan tersebut semoga dapar bermanfaat untuk kita semua,” Tutupnya. (HmsSbt)

Pos terkait