Ambon, MX. Com. Langkah-langkah strategis memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 di Kelurahan Batu Meja, yang rata-rata wilayah ini masuk dalam zona merah, Kepala kelurahan Batu Meja Siti H. Tuanaya, S.IP., M. Si ketika diwawancarai media ini. Selasa (5/4) diruang kerjanya mengatakan bahwa, dirinya selalu menghimbau serta mengingatkan kembali kepada RT-RT di wilayahnya. Pertama yakni; untuk selalu memperhatikan warganya dimasa-masa musim penghujan untuk tidak melakukan aktifitas yang nantinya akan merugikan orang banyak dan diri sendiri. Kedua, jangan dulu melakukan kegiatan bangun membangun, karena rata-rata kelurahan batu meja ini topografinya berbukit dan berlereng sangat rawan di musim penghujan, karena wilayah batu meja ini paling rawan bencana untuk musim penghujan. “Nah kaitannya dengan kondisi covid 19 ini, dimana aktifitas luar rumah yang harus dikurangi, maka bantuan kemarin (wastafel dll) yang sudah diberikan kepada RT, saya memberikan penegasan untuk bagaimana memaksimalkan semua bantuan yang telah diberikan ke RT untuk seluruh masyarakat untuk bagaimana pola hidup bersih di lingkungan selain dengan rajin cuci tangan tentunya kaitannya dengan kondisi yang ada sekarang”, “ungkapnya.
Selain itu juga, Sabtu Berlian (Bersih lingkungan) itu selalu dipakai di lapangan “Alhamdulilah untuk kelurahan saya, kegiatan Berlian itu selalu dilaksanakan rutin di setiap hari sabtu dan itu tidak pernah terlewatkan dan disetiap hari sabtu di grup RT selalu di share ke saya dan RT laporkan “ibu ini kegiatan kami di RT” dan saya bersyukur sekali bahwa RT-RT sangat tanggap atas apa yang saya himbau”,”jelasnya.
Kemudian juga terhadap kondisi pelaku perjalanan yang agak bandel tapi pihaknya selalu memberikan himbuan kepada masyarakat disekitaran untuk jangan memperlakukan mereka sebagai katakanlah sebagai orang narapidana, jangan mengucilkan mereka dan pernah itu, saya memberikan arahan di RT 002/RW06, disana saya katakan, masyarakat pelaku perjalanan itu sama dengan katoran sebenarnya biarkan mereka tinggal dan katorang masyarakat yang bisa beraktifitas diluar itu lebih memperhatikan mereka bila perlu katong yang himbau ke dia untuk jangan dia keluar. Lanjutnya, “Makanya kemarin pak Walikota share di grup untuk ada gerakan menengok tetangga” itu apa, “jadi bukan dia pelaku perjalanan saja, tetapi juga orang miskin” jangan sampai dia susah karena dia miskin lalu dia mati karena kelaparan, itu sangat miris, jadi disaat katong semua ada kelebihan dan jangan sampai ada orang yang mati karena lapar dan itu efeknya sangat berat, jadi kalau kita makan sepiring nasi hari ini dan ada lebihnya kita berikan untuk orang yang berkekurangan itu, jangan sampai kemudian dia susah karena tidak makan”.
Maka itu, Perlakukan pelaku perjalanan seperti itu, jangan perlakukan pelaku perjalanan seperti narapidana dan pada akhirnya dia bisa mati karena dia tidak keluar sementara katong disini mengklaim dia tidak boleh keluar, jadi apa yang katong berikan ke dia jauhi penyakitnya bukan orangnya, “harapannya. (**)
Pewarta : MX-04
Editor : Alfa