Tual, MX.com. Penyelenggaraan pesta paduan suara gerejani katolik III tingkat Stasi di kota Tual yang di selenggarakan oleh lembaga LP3K dan panitia pesparani III kota Tual pada 26 November lewat seleksi dan audisi untuk mencari duta-duta perorangan maupun kelompok untuk mewakili pemerintah kota Tual dalam lomba tingkat provinsi yang di rencanakan pada bulan Juni (Juli) tahun 2020 kota Tual menjadi tuan rumah. Terjadi kecerobohan dalam perencanaan pembiayaan maka, di saat lomba kontingen anak harus makan pop mie.
Di saat koran ini minta tanggapan Ketua DPRD Kota Tual Hasan Syarifudin Borut terkait pengawasan yang dilakukan terhadap penggunaan keuangan daerah dirinya menjelaskan kepada media ini. 20/12 di ruangan kerjanya menjelaskan bahwa yang pertama saya menyoroti ini mulai saat pembukaan, saya kira dari sisi dukungan pemerintah daerah kepada lembaga LP3K dan panitia pesparani III kota Tual sudah sangat maksimal sebagaimana yang disampaikan dalam laporan ketua panitia Ateng Ruban menyampaikan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan full kepada lembaga dan panitia dengan sejumlah anggaran 1 Milyrad 115 juta Rupiah untuk pelaksanaan lomba tingkat Kota Tual di luar anggaran 2020 untuk lomba tingkat Provinsi dimana Tual sebagai tuan rumah kurang lebih 13 M.
Lanjutnya, Dari situ saya sebagai Ketua DPRD yang juga turut hadir pada saat itu merasa bahwa dukungan secara umum dari pemerintah daerah itu sudah maksimal sehingga kami tidak pantau ke bawah secara cermat dalam artian bahwa kita tidak mengikuti perkembangan tetapi juga ada keluhan dari masyarakat kaitannya dengan kegiatan tersebut. “Ada kekurangan-kekurangan yang terjadi, ini saya kira masalah internal, harapan kita sejatinya dimana-mana kegiatan-kegiatan yang di lakukan biasanya berkaitan dengan masalah pembiayaan atau pendanaan”.
Menurut saya selaku ketua DPRD, sedianya kalau sudah seperti ini kegiatan harus sukses. Sebagaimana juga yang di sampaikan oleh Walikota Tual untuk menjaga 3 sukses antara lain sukses penyelenggara, sukses prestasi, dan sukses pertanggung jawaban pada poin ketiga ini yang paling penting. “Bagaimana dana begitu besar yang sudah diberikan untuk membantu teman-teman untuk bisa menyelenggarakan kegiatan ini sebaik mungkin sehingga kemudian tidak menimbulkan dampak-dampak negatif seperti ini. Jadi bagaimana keluhan dari masyarakat (Umat-umat yang bergabung dalam kontingen) utusan dari setiap Stasi di paroki Tual ini”,”terangnya.
Tambahnya, Jadi sangat kami sesalkan dan kami sayangkan oleh kita berharap karena kota Tual itu bukan hanya kota pelaksanaan tingkat paroki di kota Tual tetapi juga persiapan menuju pelaksanaan tingkat provinsi Maluku sehingga perlu ada pembenahan hal-hal teknis seperti ini harus diperhatikan sebaik mungkin sehingga dalam ifen berikutnya untuk tingkat provinsi Maluku tidak tidak terdapat kekurangan-kekurangan lagi. Baik saya kira pemerintah sebagai eksekusi telah menyumbangkan sejumlah dana maupun dukungan real yang diberikan oleh pemerintah daerah. Kita tidak lihat dari tatanan atau siapa kepala daerahnya dari agama apa tetapi paling tidak dukungan itu sudah mencerminkan bahwa keberpihakan pemerintah daerah terhadap pelaksanaan ifen apapun terlebih khusus pada ifen pesparani itu sudah di jalankan dengan baik. Dimana jumlah dana telah di setorkan untuk kegiatan itu sudah di realisasikan, pertanyaannya kembali kepada internal seberapa besar tanggung jawab LP3K untuk menyelenggarakan kegiatan itu akan berhasil dengan 3 sukses yang di harapkan Walikota Tual dan kita semua.
Kita berharap lembaga LP3K yang mengelola anggaran itu dapat juga transparan kepada publik sehingga pertanggungjawaban bisa berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kesan yang negatif. Kalau sudah seperti ini mungkin saya kira pihak pemerintah tidak disalahkan walaupun disisi teknis itu, ada di bawah dan dampaknya tidak semua ke pemerintah daerah.
Tambahnya, kedepannya lembaga LP3K ini, sejatinya harus bisa mengelola kegiatan ini dengan baik agar sukses pelaksanaan, prestasi, dan juga pertanggung jawaban, dan perlu saya sampaikan kepada masyarakat bahwa di DPRD Kota Tual belum terbentuk Komisi, yang nanti akan memanggil lembaga LP3K untuk diminta konfirmasi kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan itu sendiri, namun tanggungjawab kami selaku pimpinan DPRD berusaha untuk kita konfirmasi lembaga LP3K. “Insya Allah akan kami minta penjelasan terkait dengan kegiatan itu sendiri sebagai bentuk pengawasan DPRD akan kami lakukan dalam waktu dekat.
Harapan saya kepada masyarakat kota Tual, kiranya mari kita dukung dan support kepada lembaga LP3K untuk pelaksanaan Pesparani Tingkat Provinsi Maluku, Kota Tual menjadi tuan rumah pada Juni (Juli) tahun 2020. Saya sebagai Ketua DPRD Kota Tual ingin menghimbau untuk kita semua sama-sama jaga keamanan, ketertiban, sambutan kita kepada pelaksanaan ini nanti jelang dan khusus kepada saudara-saudara kita Katolik yang ada di kota Tual maupun lembaga LP3K itu sendiri selaku tuan rumah kita harus mempersiapkan diri dengan baik sehingga kesan-kesan negatif atau kesan yang kurang bagus dari kegiatan kemarin kemudian tidak terlihat lagi di kegiatan provinsi Maluku nantinya, karena kita berharap kota Tual menjadi contoh dari kabupaten dan kota lain di Provinsi Maluku dalam melaksanakan kegiatan keagamaan seperti ini terutama kegiatan Pesparani tingkat Provinsi Maluku yang akan di laksanakan pada dalam tahun 2020, kita Kota Tual menjadi tuan rumah yang baik dalam dalam mencapai 3 sukses sebagai harapan kita bersama,”tutupnya. (**)
Reporter : Metty Naraha
Editor : Alfa