MALUKUEXPRESS.COM, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Provinsi Maluku menggelar acara syukuran Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 pada Selasa, 20 Mei 2025 di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku. Perayaan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Waisak yang dimulai dengan pelaksanaan ibadah di Vihara Swana Giri Tirta, Gunung Nona, Kota Ambon, pada 12 Mei 2025 bertepatan dengan purnama pertama.
Dengan mengusung tema nasional “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia,” acara ini menjadi momen spiritual sekaligus reflektif bagi umat Buddha untuk mengenang tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama: kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafat (parinibbana). Tema ini dinilai sangat relevan dengan kondisi sosial dan global saat ini yang menuntut lebih banyak empati dan kedamaian.
Hadir dalam acara tersebut berbagai tokoh penting seperti Wakil Gubernur Maluku Hi. Abdullah Vanath, Sekretaris Daerah Maluku Ir. Sadlie, M.Si, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I, Bhikkhu Sangha, Forkopimda, tokoh agama lintas iman, dan pimpinan organisasi keagamaan Buddha di Maluku.
Ketua Panitia, Ibu Tjoa Tinnie Pinontoan, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Waisak tahun ini tidak hanya berfokus pada seremoni keagamaan, tetapi juga diisi dengan kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan. Ia menegaskan bahwa seluruh rangkaian perayaan menjadi bukti nyata kepedulian umat Buddha terhadap sesama dan lingkungan, serta cerminan semangat keberagaman yang harmonis.
Dalam sambutannya, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin menyampaikan bahwa Waisak bukan sekadar perayaan ritual, namun menjadi titik tolak untuk memperkuat kerukunan, pengendalian diri, serta cinta kasih terhadap sesama dan alam. Ia mengajak semua umat beragama untuk terus menanamkan nilai-nilai luhur sebagai panduan hidup dalam masyarakat yang plural.
Ketua Umum DPP Permabudhi Indonesia, Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja, juga menyampaikan bahwa Waisak merupakan kesempatan untuk membangun kesadaran sosial dan lingkungan. “Selama bulan ini, kita diajak mempererat hubungan dengan sesama dan alam, serta merefleksikan ajaran Sang Buddha dalam tindakan nyata,” ujarnya.
Wakil Gubernur Maluku, Hi. Abdullah Vanath, S.Sos., turut menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan para pemuka agama dalam membangun Maluku. Ia menyatakan bahwa keharmonisan antar umat beragama adalah fondasi utama dalam menjaga persatuan dan kedamaian di provinsi ini.
Kemeriahan syukuran makin terasa dengan penampilan tari-tarian dari anak-anak binaan Permabudhi asal Suku Pedalaman Pulau Seram Bagian Timur. Tarian ini tidak hanya menghibur, namun juga menjadi bentuk ekspresi budaya lokal yang memperkuat identitas kebangsaan umat Buddha di Maluku.
Perayaan Waisak 2569 BE ini menjadi pengingat mendalam akan pentingnya hidup dalam kedamaian, kepedulian, dan keharmonisan. Baik kepada sesama manusia maupun terhadap alam semesta. Lewat perayaan ini, umat Buddha di Maluku menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk membangun masa depan yang damai dan penuh kasih. (*