MBD, Latalola Besar, MX. Com. Akibat meningkatnya kasus angka positif Covid 19 yang terkonfirmasi 5 orang di Kota Tiakur, mengakibatkan terjadi unjuk rasa besar-besar oleh seluruh warga Kecamatan Pulau Masela Kabupaten Maluku Barat Daya ketika Kapal Perintis KM. Inti Mulia bersandar di Dermaga Latalola Besar. ‘setelah dengan bunyi sirine Kapal di depan dermaga, ratusan warga Pulau Masela langsung berhamburan keluar membunyikan Tiang Listrik yang baru dipasang dan melakukan pemblokiran dengan cara melakukan sasi daun kelapa di pelabuhan dan melakukan pembkokiran disetiap jalan-jalan menuju ke desa masing masing”ungkap, salah seorang warga, yang enggan namanya dipublikasikan. Selasa 30/6/2020.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk spontan kekecewaan warga atas perilaku pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya, yang dinilai tidak sesuai prosedur kesehatan. Dimana anggota BPD Pulau Masela dipaksa keluar dari zona Hijau ke Tiakur untuk melakukan pelantikan dan bahkan diizinkan Bupati bersama istri melakukan jamuan makan malam di kediaman Bupati.
Padahal diketahui Bupati bersama istri baru saja melakukan perjalanan dari Zona Merah di Jakarta dan masih menjalani isolasi mandiri dirumah
”Kami kecewa dengan kinerja Bupati yang mana seharusnya boleh mengizinkan BPD dilantik saja disini lewat telefronce’tandasnya. Dimana diketahui, beberapa bulan kemarin sudah dicoba mengunakan hal ini lewat pembahasaan apbdes dan dinilai berhasil, tapi kok bisa segitunya mengizinkan warga dilantik di Tiakur padahal disana masuk zona merah dan malah diizinkan makan malam bersama di kediaman Bupati.
Menurut penuturan beberapa Anggota BPD yang baru saja dilantik ketika ditemui media, mengakui bahwa sehabis pelantikan dan malamnya di adakan jamuan makan malam di kediamaan Bupati.
”Di kediaman Bupati kami selain diberikan makan,diberikan kesempatan untuk mengisap rokok bersama-sama sambil menikmati sopi yang sudah disiapkan oleh Ajudan Bupati Maluku Barat Daya,”ungkapnya.
Mereka, juga sangat menyesal ketika mengambil keputusan untuk berangkat dan berakibat fatal pada hubungan kekeluarga warga di Pulau Masela.
Sedangkan salah seorang Pengurus Pusat Pemaskebar (Persekutuan Masyarakat Kepulauan Babar) yang enggan namanya dikoran, menyayangkan perilaku yang dilakukan Bupati Maluku Barat Daya yang melaksanakan Pelantikan Anggota BPD se- Kecamatan Pulau Masela di Tiakur.
Padahal ditenggarai Tiakur Kecamatan Moa Lakor merupakan daerah zona merah yang sudah terkonfirmasi 5 Positif disana.
Menurutnya, Bupati Maluku Barat Daya seharusnya bisa melantik BPD di Marsela saja lewat Teleference seperti yang terjadi di Tiakur, mengingat kondisi Tiakur masuk zona Merah.
Baginya bila Bupati berpedoman pada surat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia lewat Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan, Nomor: 141/760/BPD, Tertanggal;12 Februari 2020, bagi Pemaskebar seharusnya Bupati bisa melihat hal ini sesuai dengan kondisi didaerah.
Dimana surat izin diberikan jauh hari sebelum Maluku Barat Daya masuk dalam zona Merah. Status pada Bulan Februari 2020, saat surat dikeluarkan Maluku Barat Daya seharusnya masuk zona hijau bersama Kepulauan Tanimbar.
Namun pasca ditetapkan zona merah dengan konfirmasi Positif pada Bulan Mei 2020. Seorang Bupati harusnya jeli dan melihat kondisi saat ini..
”Bagi kami ini suatu upaya untuk mencari dukungan Politik ditengah pandemik dengan mengorbankan rakyat tak berdosa.
Ditambah selesai Pelantkan dilakukan ajakan makan bersama diselingi Sopi dan Rokok yang membuat Ruangan dikediaman Bupati seperti asap dapur, asapnya menyebar dan dapat menyebabkan potensi timbulnya klaster Penyakit Covid 19 bila asap rokok yang dikeluarkan dari paru-paru mengandung virus covid 19,””Tegasnya.
Kami semua sepakat baik Pemaskebar dan seluruh masyarakat Pulau Masela siap mendukung Pemilihan Kepala Daerah 2020 di Maluku Barat Daya dengan menolak memilih saudara Benyamin Thomas Noach di perhelatan politik dan memilih kandidat lain baik independen maupun calon partai pengusung lainnya yang dinilai pro rakyar dan tidak ambisi kekuasaan.
”Apalagi Blok Masela saudara Bupati ketika diajak audiens dan berdiskusi selalu mengelak entah kemana, takut berdiskusi secara langsung dengan Pemaskebar yang sudah 3 kali menyurat dan 3 kali pula dibatalkan surat undangannya tanpa konfrimasi yang jelas,”tandasnya.
Berdasarkan Pantuan Media, Kapal KM.Inti Mulia baru diizinkan bersandar pada pukul 02.00 Wit setelah melalui dialog panjang.
Bahkan terlihat tidak ada Pemerintah Kecamatan karena Camat dan Sekretaris Kecamatan juga merupakan penumpang Kapal KM. Inti Mulia. Setelah diziinkan turun, seluruh penumpang diizinkan turun berdasarkan kesepakatan wajib menjalani isolasi Mandiri di kampung – kampung yang sudah disiapkan.
Untuk Camat Pulau Masela dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya bersama KPUD Maluku Barat Daya dan Bawaslu Maluku Barat Daya menjalani isolasi mandiri di PAUD Desa Babyotang, 3 orang petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Barat Daya di Desa Nura, sedang pelaku perjalanan yang merupakan anggota BPD yang baru dilantik semuanya menjalani isolasi mandiri di desa asal masing-masing.
Untuk pantauan media, akhirnya beberapa ruas jalan utama lingkar Pulau Masela akhirnya dibuka dan hanya ditutup akses masuk desa masing-masing oleh warga. (Tim)