Ambon, MX. Gubernur Maluku Irjen Pol. (Purn) Drs. Murad Ismail bertekad untuk mempercepat proses pengembangan lapangan abadi Blok Masela, yang sedianya akan memulai tahapan konstruksi tahun 2022 mendatang, sebagaimana Planing of Development (PoD) yang telah disepakati Pemerintah RI dan INPEX.
Gubernur mengatakan, sesuai dengan jadwal, tahap konstruksi Blok Masela akan dimulai tahun 2022, dan tahap produksi dimulai tahun 2027 hingga 2055. Tahapan konstruksi ini akan mulai berjalan, kata dia, setelah persoalan lahan, tata ruang dan amdal yang menjadi kewenangan pemerintah daerah selesai diproses hingga batas waktu tahun 2022.
“INPEX sangat berharap dukungan Pemprov Maluku terutama dalam penyediaan lahan, tata ruang dan amdal. Prinsipnya kita sangat mendukung dan berharap Blok Masela segera beroperasi. Saya bertekad agar persoalan lahan dan amdal sudah selesai tahun 2020, jadi tidak perlu menunggu sampai 2022, sehingga proses konstruksi juga bisa dipercepat,” kata Gubernur saat presentase PT Kapita Solusi Indonesia terkait pengembangan industri pendukung dan turunan dari Blok Masela di kediaman dinas Gubernur Maluku Maluku, Mangga Dua, Ambon, Kamis (15/8) malam.
Gubernur mengungkapkan, proses ini bisa dipercepat sebab dirinya telah bertemu langsung dengan Kepala SKK Migas Dwi Sucipto, dan President of INPEX Marsela Ltd. Akihiro Watanabe di Jakarta beberapa hari lalu. Dari komunikasi itu, terungkap bahwa proses percepatan pengembangan Blok Masela dapat dilakukan bila persoalan lahan dan amdal juga sudah beres.
“Karena itu saya berencana agar masalah lahan dan amdal sudah bisa selesai tahun 2020 agar tahapan konstruksi bisa dipercepat. Berarti kita juga bisa menyiapkan infrastruktur lebih cepat,” ujarnya.
Menurut Gubernur, pengembangan Blok Masela penting untuk didorong percepatannya, sebab proyek investasi terbesar semenjak Indonesia merdeka itu akan menciptakan multiplier effect atau dampak ganda bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional, termasuk menggenjot ekonomi daerah dan mendatangkan income (pendapatan) bagi Maluku.
“Beroperasinya Blok Masela akan membuka lapangan kerja bagi ribuan orang, karena itu yang menjadi prioritas saya saat ini adalah menyiapkan SDM,” tegasnya.
Meskipun akan memberikan dampak ekonomi cukup signifikan bagi daerah, namun Gubernur mengingatkan agar pengembangan Blok Masela tetap mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal setempat.
Pengembangan hulu migas di Masela dapat memberikan kontribusi tambahan produk gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) pertahun atau sekitar 9,5 juta ton gas alam cari (LNG) pertahun dan 150 mmscfd Gas Pipa. Target tersebut onstream di tahun 2027.
Pengelolaan lapangan hulu minyak dan gas Abadi di Blok Masela bernilai investasi mencapai Rp288 triliun atau US$22 miliar sampai 2027. Mega proyek ini diprediksi akan memberikan multiplier effect bagi pendapatan Indonesia sampai dengan US$153 miliar atau setara Rp2.142 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat) hingga akhir fase produksi pada tahun 2055 mendatang. (humasmaluku)