Jembatan Ambruk, Kontraktor Pastikan 2 Minggu Konstruksi Kembali Pada Posisi Semula

Jembatan Fair

Tual, MX. com. Jembatan Fair penghubung Desa Fair dengan Kabupaten Maluku Tenggara sempat ambruk disebabkan oleh alat bantu dan slengnya putus sebelah mengakibatkan jembatan gantung di maksud ambruk dan tercelup di air laut dengan ketinggian sekitar kurang lebih 15 meter dari permukaan air laut. Hasil pantauan media ini di tempat kejadian peristiwa Rabu, 15 Januari 2020 dan langsung wawancara Pimpinan S.V. Kuamik K Jaya, Ir. Andreas Rentanubun yang juga mantan Bupati Kabupaten Maluku Tenggara.

Hasil pantauan media ini di tempat kejadian peristiwa Rabu, 15 Januari 2020 dan langsung wawancara Pimpinan S.V. Kuamik K Jaya, Ir. Andreas Rentanubun.

Dirinya menjelaskan bahwa terjadi ambruk konstruksi itu disebabkan karena kendala yang pertama dia punya AS. saratnya yang datang itu pendek sementara di ganti dengan ukuran panjang dua setengah meter, barang itu di pesan dan sedang dalam perjalanan lalu di ambil langkah pasang sleng dan alat bantu untuk proses pekerjaan karena tukang juga mengejar waktu dan sistem kerja borongan.

Lanjutnya, Waktu pemasangan konstruksi pada hari Selasa, 14 Januari 2020 pekerjaan yang tengah di kerjakan sampai di tengah mungkin karena angin dan gesekan besi dengan besi yang mengakibatkan kondisi seperti ini.

Lebih lanjut Rentanubun menjelaskan bahwa proses pekerjaan yang dikerjakan itu sedang berlangsung dan terjadi musibah itu di luar dugaan jadi pekerjaan belum selesai artinya tukang lagi melaksanakan Eriksen melakukan pemasangan rangkanya saat ini kami melakukan tindakan untuk berusaha membantu dengan pemasangan blong untuk dapat membantu mengapungkan bagian konstruksi yang tenggelam di air laut. Sambil diperbaiki alat bantu dan sleng di pasang untuk dapat mengembalikan konstruksi pada posisi sebenarnya.

Ketika ditanya apa solusi dan konsekuensi yang di hadapi saat ini, Rentanubun menjelaskan bahwa, jelas saya bertanggung jawab terkait dengan dengan kondisi dan pekerjaan ini segera menyelesaikan pekerjaan ini, solusinya kita sementara kembalikan rangkanya pada posisinya tentu butuh waktu kurang lebih dua minggu dan perlu saya jelaskan bahwa pekerjaan ini proses mulai terhitung dari bulan Juli dan selesainya harus pada bulan Desember namun kondisi di bagian fair sana ada permasalahan lahan sehingga tertahan 2 bulan tidak jalan akhirnya kita terlambat semua pekerjaan.

Harapan saya, marilah kita semua bertepat dengan masyarakat yang tidak mengerti itu susah, dan marilah kita lihat yang benar dan jangan penafsiran yang keliru. Dimana jembatan itu jangan di bilang roboh. kalau kata roboh itu kan nanti ada asumsinya bahwa jembatan itu sudah selesai kalau kita semua koreksi bahan utama semua tidak bermasalah kalau yang bermasalah sleng penahanannya sebelah putus sehingga ada asumsi bahwa secara teknis ada yang bilang bahwa ini tidak memenuhi syarat. Memang susah asumsi masyarakat seperti ini, yang harus kita terima dan luruskan dalam kondisi seperti ini.

Konfirmasi dengan Pengawas dari Balai XVI Provinsi Maluku dan Maluku Utara Felix Rumwarin terkait dengan persoalan yang di hadapi kontraktor.

Di tempat terpisah media ini mencoba menkonfirmasi dengan pengawas dari Balai XVI Provinsi Maluku dan Maluku Utara Felix Rumwarin terkait dengan persoalan yang di hadapi kontraktor tentang pekerjaan dan kejadian yang di hadapi saat ini, bagaimana pengawasan yang di lakukan dirinya menjelaskan bahwa saya sebagai petugas dari balai XVI. Saya mengikuti perkembangan dari awal sampai kejadian yang terjadi ambruk jembatan itu bukan menyangkut kita ini mau sengaja memang dari pihak kontraktor, pihak pemerintah kita tekan kontraktor untuk bekerja sesuai waktu. Dan kesalahan kemarin kita sebagai manusia juga kita tidak tahu apa yang terjadi. Jadi masalah ambruk jembatan itu masalah sepele menyangkut masalah sleng darurat yang dipakai itu sambil menunggu sleng yang baru dari Jawa yang rencana kemarin hari ini juga sampai setelah ada kejadian satu hari sebelum tanggal 15 Januari ini barang tiba dan itu di luar dugaan.

Lanjutnya, Karena ada pertimbangan waktu tersita pekerjaan tidak jalan, kontraktor juga ditekan dan masyarakat bertanya-tanya maka harus di kerjakan dan masalah sleng ini saya sudah sampaikan laporan buat pimpinan saya di Balai XVI Ambon dan saya tidak bisa berbicara lebih karena saya bawahan yang diperintahkan dan ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan di maksud.

Dan saya berharap kepada masyarakat awam memang masyarakat sudah lihat dari luar jembatan itu sudah tersambung tetapi kejadian itu sekitar jam 4 sore itu pekerjaan juga masih sisa (kurang) satu Sekmen baru tersambung dan sesuai rencana dan prediksi kami.

“Sekitar jam 5 sore itu baru bisa tersambung dan ketika tersambung kita belum bisa memasang dia punya Plafasa (Plat lantai) karena kita menunggu dia punya alat belum datang, sudah terjadi musibah satu hari kemudian baru barang tiba dan kita tidak tahu bahwa musibah menimpa kita sehingga ini bukan soal sengaja tetapi ini kondisi alam dimana pekerjaan konstruksi sementara di kerjakan dan belum tersambung langsung runtuh begitu kejadiannya”,”jelasnya tutup. (**)

Pewarta : Metty Naraha

Editor : Alfa

Pos terkait