Ambon, MX. Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) terus berupaya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri dengan melaksanakan program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam seperti kelapa. Langkah strategis ini merupakan salah satu solusi guna mendongkrak nilai tambah komoditas kelapa dengan mengangkat potensi industri kelapa di Indonesia melalui Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kelapa Terpadu.
“Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menyusun program kelapa terpadu untuk meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis kelapa. Apabila kita lihat pohon industri produk kelapa dari akar sampai dengan daun dan buah dapat diproduksi atau diolah baik oleh industri besar, menengah maupun industri kecil”. jelas Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih saat membuka kegiatan pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Maluku, Selasa, (27/8).
Ditjen IKMA menyelenggarakan program pengembangan IKM kelapa terpadu yang sebelumnya sudah dilaksanakan di 3 daerah yaitu Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara dan Riau, kini dilanjutkan di Provinsi Maluku pada tanggal 27 Agustus 2019. Gati menjelaskan, maksud dan tujuan diadakannya Kegiatan Pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Provinsi Maluku ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi kelapa melalui diversifikasi produk olahan kelapa maupun pengolahan produk sampingannya yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku agribisnis kelapa mulai dari sektor hulu sampai dengan hilir.
Gati menjelaskan, kegiatan pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Provinsi Maluku terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan yaitu workshop pengembangan IKM kelapa terpadu, diversifikasi produk turunan kelapa, produki arang tempurung kelapa.
Gati mengatakan Maluku sebagai salah satu provinsi yang cukup potensial dalam mengembangkan industri pengolahan kelapa. “Kami bertekad untuk fokus mendorong sektor industri pengolahan produk perkebunan di Maluku. Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor” jelasnya.
Kemenperin mencatat, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia diatas Filipina, India, Srilanka, Brazil. Menurut data BPS, tahun 2017 kelapa menempati areal seluas 3,65 juta ha atau 14,58 persen dari 25,05 juta ha total areal perkebunan di Indonesia, dengan total produksi tanaman kelapa sebesar 2.87 juta ton. Berdasarkan data Asian and Pasific Coconut Community (2018) jumlah petani terlibat dalam agribisnis kelapa sebanyak 5,09 juta rumah tangga. (**)