SBB. MX.com. Sebagai bagian dari penyegaran di tubuh Kepolisian Resort Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), maka pada Sabtu (14/9) digelar penandatanganan memori serah terima jabatan dari Pejabat Kapolres lama, AKBP Agus Setiawan, S.Ik kepada Pejabat Kapolres baru AKBP Bayu Tarida Butar-Butar S Ik.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Markas Kepolisian Resort Kabupaten Seram Bagian Barat. Jalan Trans Seram Dusun Papora tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten SBB Provinsi Maluku, Hi. Mansur Tuharea, SH.,MM, Pejabat lama Kapolres SBB, AKBP Agus Setiawan, Ketua Pengadilan Negeri Piru Johanes Dairo Mallo, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II Piru Saiful Sahril, Kepala Kejaksaan Negeri Dataran Hunipopu Sugih Carvalo, SH.,MH, Para Kabag dan Kasat dilingkup Polres SBB, Para Kapolsek di Wilayah Hukum Polres SBB dan personil Anggota Polres serta para Ibu Pengurus Bhayangkari.
Dalam sambutannya pada kegiatan tersebut, Pejabat lama Kapolres SBB, AKBP Agus Setiawan, S.Ik menyatakan bahwa kondisi geografis Seram Bagian Barat sebagian besarnya adalah lautan yang terdiri dari 75 ribu Km2 sedangkan wilayah darat hanya 500 Km2.
Lanjutnya, untuk sektor ekonomi mayoritas perkebunan, perikanan dan ada tambang di wilayah Kecamatan Huamual di Gunung Tembaga namun sudah ditutup sejak bulan Desember 2017. Karena itu, kita antisipasi jangan sampai dibuka atau ada penambangan sembunyi-sembunyi ‘ini imbas dari penutupan Gunung Botak (Pulau Buru)’,”ungkap Setiawan.
Dari segi Sosial Budaya jumlah penduduk SBB adalah 200 ribu jiwa, sementara sejumlah suku pendatang yang mendiami SBB adalah suku Buton, Bugis, Makassar, Toraja dan Jawa, sementara jumlah personel Polres SBB saat ini adalah 488 personil.
Setiawan menandaskan, untuk Stabilitas keamanan, yang perlu diantisipasi adalah potensi konflik pada beberapa titik konflik yang telah dipetakan sehingga cepat diantisipasi yaitu konflik antara lain konflik Latu-Hualoy.
Dimana, saat ini tersangka sudah diserahkan ke Jaksa dan menunggu proses sidang yang akan dilaksanakan di Pengadilan Negeri Ambon,”cetusnya.
Daerah potensi konflik selanjutnya adalah tapal batas, antara Negeri Alang Asaude dan Hanunu yang sudah diselesaikan. Ia menandaskan, dalam rangka mengatasi konflik sosial yang terjadi di SBB, pihak Polres SBB juga dibantu oleh satuan TNI dan Brimob.
Setiawan mengungkapkan selama bertugas yakni 2,5 Tahun, dirinya telah menganalisa setiap kejadian konflik, yakni sebelum konflik selalu ada kejadian yang mengawali, sehingga harus cepat diantisipasi terutama dalam menentukan jarak tempuh ke titik konflik tersebut.
Selain itu, pihaknya juga menentukan personil mana yang bisa cepat dimobilisasi ke tempat konflik serta koordinasi dengan Tokoh Masyarakat yang harus dilakukan duluan sehingga dapat meredam konflik lebih cepat.
“Kejadian konflik Tanah Goyang dan Iha, Saya telpon Kapolsek Manipa dan Kapolsek lainnya selain Kapolsek Huamual,” tandasnya
Lagi menurut Setiawan, peran Tokoh Masyarakat sangat penting, contohnya pada kasus di Kamal, yakni perseteruan antara Kaibobu dan Timokol selain memerintahkan Kabag Ops dan Kasat-kasat lainnya, Ia juga berkoordinasi dengan anggota Polres yang bermarga Riry yang punya pengaruh di Masyarakat Kaibobu.
Diakhir sambutannya Mantan Kapolres itu mengucapkan terima kasih kepada Para Kabag dan Kasat dan anggota di Jajaran Polres SBB dan Satuan TNI dan Brimob yang selalu bekerja sama membantu penanganan Konflik di lapangan. (NK)