Tual, MX. Politenik Perikanan Negeri Tual mendapakan satu unit Kapal pelat datar cucut Nusantara yang diberikan langsung oleh Kemenristekdikti hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual Jusron Ali Rahayaan saat ditemui diruang kerjanya (06/08)
Kata Rahayaan, Kemenristekdikti mendukung penuh pengembangan produksi anak bangsa dan program ini mendapatkan dukungan suport juga oleh Bapak Presiden Joko Widodo.
Dalam meningkatkan cikal bakat dan potensi anak bangsa seperti misalnya ITB mengembangan katalis, ITS mengembangkan motor gesit, UI ada Smart Entepruner ship muda yang mereka tangani secara Hibah dan dibimbing langsung oleh dosen fakultas teknik dalam pengembangan kapal disain plat datar.
Selain itu, Indonesia produksinya baja jadi untuk memproduksi kapal plat datar dengan teknik pembuatannya terbuat bahan-bahannya menggunakan bahan baku lokal seperti potongan-potongan logam dengan cara membengkokkan logam tersebut sehingga konsep dan desainnya jauh lebih simple, cepat dan berkualitas.
Lebih lanjut Rahayaan menjelaskan kapal ini adalah prototaip yang dihasilkan dari riset sehingga pada akhir tahun lalu pak menteri memutuskan membantu Politeknik Perikanan Negeri Tual untuk mendapatkan kapal tersebut, dan sebenarnya kapal cucut nusantara tersebut sudah berlayar ke kampus politeknik perikanan tual sejak awal tahun tapi dengan kondisi cuaca yang eksrim sehingga persiapannya membutuhkan waktu sehingga baru tiba pada minggu kemarin. ‘Dari testimoni dari ke tiga nakoda yang ikut mengawali kapal ini dua nakoda itu dari PT. Juragan kapal Indonesia yang membuat kapal sendiri dan satu kami titipkan dari kamus Politeknik beserta tiga orang kru mereka bertujuh dan dari pelayaran selama 2 minggu lebih’, kemudian dari testimony ketiga kapten menyatakan bahwa kapal sangat stabil terhadap kondisi perairan yang ganas yang ombaknya cukup besar mengigat saat ini di Indonesia timur di terpa angin, ombak dengan lumayan tinggi dan kapten-kapten senior mereka sudah puluhan tahun berlayar dan memberkan testimony bahwa kapal ini jauh lebih stabil di banding dari kapal-kapal buatan Thailand, jepang dan Korea dengan bentuk yang juah lebih stabil dari ombak’,”jelasnya.
Namun kita syukuri saja bahwa ini menjadi kesempatan bagi Politeknik Perikanan Negeri Tual agar kita mengembangkan pendidikan world sistem satu sistem pendidikan akademik berbasis industri dan seharusnya kita bangun industri sendiri-sendiri sehingga kapal ini akan masuk pada rumpun yang di kembangkan ke dunia industri di kampus dan 2 sistem ini mudah-mudahan berjalan dengan benar sehingga kesempatan mahasiswa untuk belajar bekerja dalam industri yang di kembangkan secara fektori dalam kampus untuk benar-benar terwujud dan kompentensinya bisa dicapai,” kata Rahayaan.
Kapal ini sebenarnya secara relevan bisa langsung di manfaatkan oleh 5 program studi yang sudah ada dari sepuluh progam studi yang ada di Politeknik namun,”kata Rahayaan, “Menteri sendiri dalam arahannya mengingat bahwa Politeknik itu membuka program studi yang relevan dengan perkapalan karena mengingat sisi kemaritiman yang ada di kita jadi kami berdiskusi dan menteri sediri menyebutkan sebaiknya dibuka program studi Kapalan Perikanan”,”jelasnya.
‘Kapal secara umum itu memang ada di beberapa kampus yang terdekat yaitu misalnya yang ada di Unpatti tapi spesifik kapal yang kapal perikanan itu yang belum tersentuh apalagi Politeknik harus memang punya program studi khusus spesifik yang sangat benar-benar mendukung potensi yang ada di kampus maupun daerah yang administrative politeknik itu berada.
Selain itu Rahayaan mengungkapkan politeknik perikanan negeri tual mendapatkan dukungan penuh untuk pengembangan supervise eksprimen dari Pemerintah Kota Tual Adam Rayahaan S, Ag. M, Si. yang disepakati melalui pendatanganan MoU sebagai bentuk kerjasama dalam mendorong dan mendukung mengembangkan visi misi Pemerintah Kota untuk kelautan Perikanan, Pariwisata, sektor pemberdayaan penelitian dan pengabdian.
Diakui Rahayaan, memang dari kajian yang kita pelajari kebetulan telah banyak dan bertahun-tahun program pemberdayaan dari pemerintah pusat maupun alokalisi DAK sewaktu Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara masih dalam satu wilayah pemerintahan, dimana dirinya pernah terlibat dalam PEM beberapa program itu memang banyak di bantu masyarakat.
Rahayaan mengungkapkan bahwa lewat bantuan saat itu masyarakat juga merasa terbantukan tapi kenyataannya bahwa dengan beberapa aturan tentang wilayah pengolahan laut kemudian keterbatasan armada nelayan keterkaitan dengan kondisi geosonografis kita.
Lebih lanjut Rahayaan menjelaskan, lautan kita satu sisi ke banda satu sisi ke laut Arafura satu sisi sudah ke laut Maluku dan kondisi cuaca pada lautan ini gelombang laut atau ombaknya tidak kecil-kecil dan dengan armada kasko yang di bantu oleh Pemerintah itu daya jangkaunya tidak terlalu jauh.
‘Fakta membuktikan bahwa kenyataan yang terjadi ketika musim ombak produktifitas menurun dan sementara ikan kita tetap melimpah jadi semestinya memang ada armada yang jauh lebih tangguh untuk melayari laut yang lebih luas’, disamping itu, kami sendiri sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tempat uji kompetensi kemaritiman untuk SKK 60 mil yang berhubungan dengan nelayan jika ini sudah jalan maka ini dengan sendirinya kami menjadi bagian dari produsen atau mempersiapkan tenaga yang mampu bekerja menghasikan kapal-kapal skala kecil tapi bisa di layari oleh para nelayan,”kata Rahayaan.
Selain itu Politeknik Perikanan Tual telah mempersiapkan diri juga untuk sertifikasi nelayan untuk bisa berlayar lebih jauh, kalaupun berdasarkan perkembangan terkini program studi inikan mengacu pada peraturan menteri tentang nomenklatur, kalau nomenkaltur yang sudah ada tentunya kita akan sama dengan nomenklatur yang ada di Unpatti, tapi kalau di menteri sendiri karena atas keinginan pak Presiden menteri ingin kita membuka Program Studi kekinian yang menjawab kebutuhan relevan kekinian sehingga barang tentu kita mengajukan nomenkaltur yang baru dan itu butuh ditetapkan lagi oleh Permen dengan revisi-revisi tertentu yang di lakukan oleh kementerian, namun ini karena sudah di arahkan untuk segera di kerjakan maka sementara di sisi lain Politeknik menghadapi proses Akreditasi, jadi kita dengan nomenklatur yang sudah ada sehingga secara internal kita mempersiapkan mengarah ke Program Studi tersebut tapi kita menyesuaikan dengan tahapan-tahapan yang diberlakukan Kemristekdikti paling mungkin adalah tahun depan baru bisa realisasikan, “tutupnya. (**)