Djunaed Yakini DAK 2019 Fisik Selesai Sebelum Target

Tual. MX.com. Pelaksanaan pembangunan fisik ruang kelas belajar (RKB) tingkat SMP Kota Tual bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 selesai pada waktunya, “Hal ini dikemukakan oleh Kasubag Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual M. F. Djunaed di ruang kerjanya. Selasa (17/9).

Djunaed menjelaskan bahwa pada tahun 2019 ada 5 paket untuk SMP di Kota Tual mendapatkan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) diantaranya SMP Alhilal Tual mendapatkan 2 ruang RKB, SMP Kristen 1 RKB, sementara SMP Tayando mendapatkan rehabilitas perpustakaan dan jamban diperuntukkan untuk 4 sekolah.

Perlu saya jelaskan bahwa pekerjaan ini mulai bulan Juni kalau DAK itu tergantung dari dana apabila sudah ada dana baru proses pekerjaan pembangunan mulai dilaksanakan dan sampai saat ini untuk pembangunan RKB sudah mencapai 70 persen memasuki laporan 100 persen, sementara jamban untuk pembangunan di Kur pada tahap II 60 persen, jadi mungkin sudah bisa masuk tahap III. Kalau di Kur itu kendalanya, ada pada transportasi material karena sulit tergantung cuaca. Namun semuanya itu, teratasi dengan baik sehingga pembangunan RKB dan jamban yang dikerjakan selesai sebelum waktu bulan oktober 2019 ini artinya semuanya sudah rampung dan selesai pada bulan september ini secara fisik tinggal pelaporan 100 persen disampaikan oleh setiap sekolah penerima bantuan DAK dimaksud.

Djunaed lebih menjelaskan bahwa, Alhamdulilah, pembangunan yang berjalan saat ini tidak ada masalah dan kendala karena pekerjaan yang sementara sekolah laksanakan ini swakelola yang didalamnya ada keterlibatan semua pihak yaitu komite, dewan guru dan masyarakat. Sementara yang melaksanakan pekerjaan pembangunan ruang kelas (RKB) dan jamban itu masyarakat sendiri yang diberdayakan, mungkin soal cuaca tetapi dapat teratasi dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri ada keterlibatan komite masuk pada salah satu Anggota, Kepala Sekolah hanya sebagai penanggung jawab, yang berperan itu adalah Ketua panitia dan Bendahara yang berasal dari guru.

Lanjutnya, dan merekalah yang lebih dominasi dalam pekerjaan itu hanya kadang-kadang kita tidak bisa pungkiri bahwa ada keterlibatan Kepala sekolah sehingga seolah-olah mereka yang lebih mendominasi atau turun tangan langsung. Namun untuk pekerjaan yang dilaksanakan saat ini tidak ada masalah dan baik. Karena ada kerjasama antara semua pihak sesuai hasil pantauan kami di lapangan. Misalnya kalau pekerjaan yang dilaksanakan kalau ada kendala tentu semuanya bocor tetapi justru lancar sehingga selesai pekerjaan pembangunan itu.

Tambahnya, selain dirinya sebagai kasubag bidang sarana dan prasarana yang juga PPK, kebetulan kita punya fasilitator dan setiap termin pencairan selalu turun dilapangan di kecamatan kur dan tayando juga punya dokumentasi lengkap. “Saya juga ingin supaya pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh masyarakat itu, jangan sampai karena material dan upah kerja terlambat” sehingga mempengaruhi proses pekerjaan tetapi kenyataan dilapangan semua berjalan dengan lancar.

Ditambahkannya, Kemudian untuk pendidikan sendiri ada beberapa sumber dana untuk pembangunan fisik maupun untuk sumber daya manusia (SDM). Tidak satu sumber kalau dana DAK, yang ada misalnya dia punya kuotanya tergantung dari data pokok pendidikan (DAPODIK) misalnya kita membutuhkan dana besar tetapi ada dana APBN, ada dana block grand itu yang dari kementrian, upaya itu untuk bisa menutupi cela- cela atau kekosongan yang tidak ada juga di dana DAK kemudian juga APBD Kota tual yang memang dinas pendidikan sendiri sudah mau mencapai 20 persen anggaran yang besar ini terutama menutupi sarana-prasarana namun kita mungkin pikir kita layak meninggalkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dari dana APBD karena masih ada dana DAK masih tersedia untuk pembangunan.

“Jadi kita lebih berupaya di dana 20 persen yang diberikan APBD itu, lebih banyak peningkatan sumber daya manusia (SDM). kita sekarang sudah punya kartu maren pintar (KMP) itu menjawab siswa-siswi yang kuota dari kementerian yang diberikan kepada siswa-siswi yang tidak melalui PIP, itu bisa dijawab oleh KMP jadi dana-dana ke masyarakat itu lebih banyak sehingga dari pembangunan kita masih bisa pakai dana dari blockgrand pusat dan dana DAK setiap tahun, itu dia berjalan terus sehingga mungkin dari dana APBD itu mungkin sedikit bisa menutupi cela-cela yang masih kosong dan kurang”,”ungkapnya tutup. (Metty Naraha)

Pos terkait