Ambon. MX.com. Hari Ulang Tahun Kota Ambon ke 444 diperingati dalam suatu upacara di gelar di lapangan Merdeka Ambon. Sabtu (7/9) sangat meriah dengan acara dikemas sistim tradisional modern, ciri khas Maluku dengan peserta upacara di mimbar kehormatan hadir Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) dan Wakil Gubernur Maluku Drs. Barnabas Orno dan Ibu, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Pangdam XVI Pattimura yang diwakili Kasdam, Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumola, Danlantamal, Komandan AU, Walikota dan Wakil Walikota Ambon, Sekkot, SKPD kota, juga hadir Wakil Bupati Bitung, Walikota Tidore Ali Ibrahim, Wakil Walikota Palu Pasha dan peserta upacara di lapangan 1 peleton TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kepolisian, Satpol PP, anak sekolah dari SD, MI, MtS, SMP, SMA, MA, SMK sekota Ambon serta seluruh masyarakat Kota Ambon.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy,SH dalam sambutannya, HUT kota Ambon ke 444 menggunakan dialek Maluku atau Ambon dengan mengatakan, kita patut bersyukur kepada Tuhan, yang mana kota Ambon Manise memasuki HUT yang ke 444, dan 2 hari sebelum puncak acara, baik dari komunitas Muslim maupun Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha serta seluruh pegawai, berkumpul melakukan Doa bersama yang dilakukan di Sport Hall dan Islamic Center.
Selain itu juga dilakukan Pawai, Amboina Music Carnaval dengan melibatkan peserta dari Negeri, Desa Kelurahan, Gojek, Grab juga basudara dari Papua, Jawa Barat, Jateng, Batak, Makassar dengan menggunakan mobil hias mereka dengan berpawai bersama memeriahkan HUT Kota Ambon, sambil mendukung agar kota Ambon menjadi kota Musik Dunia versi UNESCO, karenanya ditempat keramaian, di sudut kota Ambon, Pono Deng Musik, karena musik simbol perdamaian, karenanya kota Ambon penuh dengan Cinta dan Kasih Sayang, dengan begitu mari katong baku sayang, jang laeng kurang hati deng laeng karena cuma hal yang mongo-mongo saja, mari hidup baku kele, jang baku pele, mari hidup baku keku jang baku kuku, Ambon ponoh deng cinta, laki sayang par bini laki-laki Bae sayang dipung keluarga, bini hormati laki, jang Bini Jadi Panglima, laki jadi prajurit, Orang tatua sayang anak, anak-anak sayang dong pung papa deng mama, termasuk di sekolah guru sayang anak didik.
Karenanya jika Ambon penuh deng cinta mari bikin bae jang bikin tarbae, mari jaga hidup orang basudara yang adalah warisan dari moyang-moyang, jang bakalae, mari hidop baku sayang, sebagai contoh Hasim di Batu Merah pung saudara Marten di Passo, demikian juga Malteng pung Bongso di Hutumury, di Kota Ambon ingatan jaga akang sampai anak cucu jua,” Tutup Walikota dengan dialek Ambon. (LI)