MBD, Latalola Besar, MX. Com. Masyarakat Pulau Masela yang berada di daerah Terpencil, Terluar dan terdepan yang berbatasandengan Australia merasa resah dengan proses pembangunan Puskesmas Non Rawat Inap Marsela yang merupakan Proyek APBN Tahun 2019 dari DAK Afirmasi senilai Rp. 4.150.000.000 yang dipegang oleh CV Jeunes Abadi bersama CV Elhau Multi Duta.Consultant sebagai Konsultan Pengawas yang dikerjakan sejak 13 Juli 2019 hingga sekarang masih belum juga terselesaikan dan diduga telah terjadi praktek Korupsi dalam proyek tersebut.
Dimana hal ini diutarakan oleh beberapa karyawan yang sementara mengerjakan Proyek Pembangunan Gedung Puskesmas Marsela di Kecamatan Pulau Masela. Kepada media ini. (13/7).
Dari semua karyawan yang melakukan pemborongan pekerjaan Puskesmas Marsela yang mana semuanya berasal dari Desa Wakapapi dan Desa Kokwari Kecamatan Babar Timur merasa dikecewakan dengan proses pembayaran upah kerja dan tidak sesuai kesepakatan kerja yang disepakati.
.”Hingga sekarang kami belum juga dibayar upah kerja kami selama melaksanakan pemborongan pekerjaan Pembangunan Puskesmas Marsela,”ungkap narasumber yang enggan namanya dimediakan..
Ia berharap pihak Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah (Kejaksaan Tinggi Maluku dan Polda Maluku) segera turun tangan memeriksa kondisi Bangunan Puskesmas yang menurut mereka sudah terjadi aroma bau korupsi besar-besaran terhadap proyek pemerintah ini.
“Kami siap menjadi saksi dalam kasus aroma Korupsi Pembangunan Puskesmas Marsela,”tandasnya.
Ia melanjutkan bahwa, seharusnya di dalam rem balak harus dipasang 8 Rem balak sebagai sekat. Namun langsung ditutup dengan plafon dan dipaksakan dikerjakan pada malam hari agar tidak diketahui masyarakat Pulau Masela.
Selanjutnya, menurut mereka motif ditingkat itu mereka diperintahkan untuk memasang besi 8 Banci dan sebenarnya seharusnya besi 16.
Akibat dipasang rem balak, maka musim yang terjadi medio maret terjadi kerusakan besar-besaran pada bangunan Puskesmas Marsela.
“Kami selanjutnya diperintah oleh saudara Dullah sebagai konsultan pengawas untuk gepe dengan papan setiap kerusakan dan dilakukan pengecoran dengan semen untuk mengelabui masyarakat sekitar,”ungkapnya.
Namun, kejadian ini sempat disaksikan oleh seorang Tokoh Pemuda Desa Marsela yakni Semuel Unmehopa yang langsung membentak Pengawas lapangan dengan perilaku nakalnya.
Hal ini dibenarkan oleh beberapa masyarakat Desa Bululora yang turut menyaksikan proses ini yang antara lain saudara Apo Bulohroy dan masyarakat Desa Bululora,”bebernya.
Berdasarkan pantauan media dilapangan, bahwa sangat disayangkan bila Pembangunan Puskesmas Marsela yang seyoganya diperuntukan untuk melayani rakyat kecil diperbatasan ternyata menjadi sarang korupsi di duga merugikan Negara miliaran rupiah.
Padahal diketahui bersama bahwa Negara dalam keadaan darurat dan dibutuhkan peran serta semua orang bersama-sama menyehatkan rakyat Indonesia dimulai dari perbatasan.
Salah seorang Tokoh Masyarakat Pulau Masela yang enggan namanya dipublikasikan menegaskan dan meminta dengan tegas Kejaksaan Agung turun tangan ke lapangan dan jangan mengutus Kejaksaan Tinggi Maluku maupun Kejaksaan Negeri Maluku Barat Daya., sebab kalau hanya mengutus mereka yang di daerah hanya akan menjadi laporan ditempat sampah dan tak pernah digubris.
”Kami tegaskan dan kami harapkan sekarang peran media yang mampu menyuarakan hal dan mengawal hingga Kejaksaan Agung turun, sebab ini Proyek Negara dan merugikan Negara ditengah pandemic covid-19.”tegas menutup. (Tim)