Ronny, Jalan Hotmix Di Malra Berkualitas dan Sesuai Aturan Juklak

Tual, MX.com. Pelaksanaan pembangunan jalan Hotmix di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Provinsi Maluku yang di kerjakan saat ini bersumber dari dana APBD-I dan APBD-II antara lain ada paket ruas Jalan-jalan di KEI Kecil  maupun KEI Besar untuk anggaran Tahun 2019 yang dilaksanakan, kami selalu menjaga mutu dan kualitas melalui uji Laborotorium (Lab) sebelum pekerjaan lapangan di mulai,”hal ini disampaikan oleh Direktur PT EVAV Bangun Mandiri Ronal Mirron GO atau yang sering di sapa Roni TI di ruang kerjanya. Selasa (3/9).

Roni menjelaskan bahwa pekerjaan jalan Hotmix di Kei besar untuk saat ini dalam pelaksanaan penyiapan badan jalan dan ada 3 paket ruas jalan Elat, Werka, Watuar, Tamangil dan Weduar Fer yang sudah siap untuk di aspal dari proyek APBD-II sementara paket ruas jalan Ngurdu, Bombay, Ad, Ohoirat proyek APBD-I pada tahap penyiapan. Begitu pula, pekerjaan di Kei kecil dari beberapa paket jalan dalam taraf persiapan dan pada paket jalan ruas jalan ohoi Debut, Dian darat dan Ohoi rumah Dian sementara di aspal dari APBD I yang rencanamya semua paket-paket jalan di Kei besar maupun Kei kecil akan selesai pada waktunya.

Ronny menjelaskan bahwa untuk proyek paket jalan di Kabupaten Malra Tahun 2019 pelaksanaannya sedikit terlambat karna keterlambatan dari petugas teknis dalam melakukan survei lapangan untuk menghitung ganti kerugian tanaman dari masyarakat, namun kami tetap siap membantu pemerintah untuk menyelesaikan proyek-proyek di maksud.

Ketika di tanya tentang mutu dan kualitas dari jalan hotmix di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) sejauh mana, dirinya lebih menjelaskan lagi bahwa proses sebuah pekerjaan jalan yang di kerjakan olehnya, tetap dan selalu berpatokan pada standar dan petunjuk pelaksanaan (juklak) yang ditentukan oleh pemilik proyek dalam hal ini Pemerintah Daerah melalui Dinas teknis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten sesuai dengan perencanaan. ‘Jadi pekerjaan yang dikerjakan tidak asal-asalan sesuai keinginan sendiri mulai dari pelaksanaan penyiapan badan jalan maupun sebelum di laksanakan’,”bebernya.

Lanjutnya, Pekerjaan aspal terlebih dulu dilakukan uji laboratorium untuk komposisi material yang di pakai untuk contoh proses uji laborotorium yang di maksudkan adalah kalau ketentuan di kontrak itu di wajibkan seperti ABCD maka kita harus ikut sertai prosedur standar maka terganti campuran yang diminta dari pemilik proyek itu, apa nanti campuran itu di buat di laborotorium kemudian laboratorium kembalikan kepada kami sebagai kontraktor dan kami kembalikan lagi untuk di periksa, setelah itu, kami buat pelayanan Miskrum uji coba, sebenarnya dari Laboratorium itu produk sudah uji dulu, hasil yang terbaik campuran jenis ini atau komposisi ini yang terbaik yang akan di keluarkan dari laborotorium baru kami pakai untuk uji coba di lapangan bersama-sama pemilik proyek, konsultan dan kami pelaksana proyek,”terangnya.

‘Setelah kita buat campuran di maksud kita berikan kepada mereka menunggu kepastian kalau cocok baru kita melaksanakanya. Itu yang di maksud aspal sebenarnya dan itulah prosesnya, bukan asal tancap saja mana bisa begitu aturan sudah jelas sehingga urutannya harus sesuaikan sehingga kita kerja tidak asal-asalan saja’,”paparnya.

Lanjutnya, Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan maka awal sampelnya harus kita kirim dulu ke laborotorium maupun sesudah pekerjaan yang di sebut Kor nya di kirim ke Ambon, kemarin kami buat JMT itu saja periksa sampel awal untuk semua paket jalan yang nanti kami kerjakan itu di kenakan biaya sebesar 50 juta. Belum selesai pekerjaan di kirimkan sampel terakhir dari Kor itu berapa lagi yang harus kami bayar. ‘Ini penting’ untuk membantu kami dalam melaksanakan pekerjaan hotmix mutu dan kualitas kami selalu terukur dan memenuhi standar.

Contohnya jalan hotmix kami yang teruji dan terukur dari mutu dan kualitas sesuai prosedur berstandar itu salah satu ruas jalan di depan DPRD Kabupaten Maluku Tenggara menuju lampu merah Ohoijang Langgur, usia jalannya sudah terhitung di atas 14-15 tahun dari proyek APBD II. Selain itu, ada ruas jalan keluar Ohoi kolser menuju ke Ohoi Ngilgof dan yang lain-lain ini menunjukkan kerja sama yang baik yang dilakukan kami dari pihak ketiga dengan Pemerintah Daerah melalui dinas teknis PUPR dan konsultan, baik perencanaan dan pengawasan sehingga benar-benar uang negara di jaga dan tidak terjadi pemborosan seperti di tempat-tempat lain, “bebernya.

Tambahnya, Dalam pelaksanaan pekerjaan hotmix yang di kerjakan untuk 3-4 Tahun sudah di anggarkan sehingga belum menyelesaikan pekerjaan yang sementara di kerjakan ternyata yang di belakang sudah hancur ketika di tanya tentang hambatan dan pekerjaan jalan hotmix cepat rusak.

Dirinya menerangkan bahwa, sering beradu dengan pemilik proyek dan konsultan di saat bersama-sama berada di lapangan. Pengalaman yang terjadi pada perusahaan-perusahaan kami yaitu kemiringan aspal yang diberikan kepada kami sesuai perencanaan itu, hanya 0,5 membuat permukaan jalan sering tergenang air hujan namun sekarang sudah di buat dalam perencanaan itu, kemiringan 1-2 sehingga semua jalan baru saat ini aman dari ganguan air. Kalau jalan yang rusak seperti lubang-lubang kecil itu di sebabkan, karena di saat pelaksanaan pekerjaan awal badan jalan itu, sering ada konsturksi tanah atau akar kayu yang tertinggal atau tidak kelihatan di saat penimbunan, sehingga di saat membusuk aspal juga ikut turun. Hal ini dapat mengakibatkan jalan rusak, ada lubang-lubang kecil, selain kerusakan jalan di akibatkan karna trafiknya tinggi sekali, kendaraan jalan rutin nonstop setiap waktu, kemungkinan bisa terjadi kerusakan pada permukaan, jalan mulai haus itupun usia jalan di atas 5 tahun baru di lapis kembali aspal.

Untuk itu, di harapkan kepada Pemerintah melalui Dinas PUPR kedepan pada pembahasan APBD Tahun 2020 harus di anggarkan sejumlah dana untuk perawatan jalan-jalan di Kabupaten Malra secara menyeluruh, sehingga ada ruas jalan yang lubang kecil segera di perbaiki agar jangan sampai membesar,”demikian tutupnya. (Metty Naraha)

Pos terkait