Ambon. MX. Com. Mengenai Tol laut dan pelayarannya dalam melayani Masyarakat di Maluku terkhususnya Kabupaten Maluku Barat Daya. Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku Anos Yermias, S. Sos kepada Maluku Express. Com di DPRD Provinsi Maluku Karang Panjang Kota Ambon. Kamis 9/1/2020.
“Tol laut ini ada dua yakni Tol Laut Penumpang yang mengantar penumpang dan Tol Laut Barang yang mengantarkan logistik. Tol laut penumpang bagi kami cukup banyak kapal di maluku tetapi ternyata itu memang masih kurang, karena apa!, karena kita penduduknya sedikit tapi pulaunya banyak. karena itu, sudah kami kordinasikan dengan direktur lalu lintas dan transportasi laut kapten wisnu handoko untuk melihat masalah tersebut”, “jelasnya.
Lanjutnya, dan terkait rute kapal itu, memang diakui bahwa yang mengusulkan rute kapal adalah kabupaten tetapi mengingat selama ini dalam forum-forum yang dibangun oleh dinas perhubungan provinsi maluku untuk kabupaten maluku barat daya itu, “jarang sekali dihadiri oleh kepala dinas, yah yang selalu hadir, itu khan yang mewakili tetapi bukan kepala bidang tapi kepala seksi yang hadir, “yah tetapi karena saya anggota DPRD Maluku dan Komisi III yang jadi narasumber dalam forum-forum itu, maka meskipun mereka tidak hadir tapi saya bisa menetapkan rute kapal”,”ungkapnya.
Kemudian kalau dilihat, “ada memang dianggap ganjal terhadap rute pelayaran yang ditetapkan, karena kenapa kapal itu tidak langsung balik melalui jalur yang sama, kata Ia “ini kami lakukan untuk pemerataan saja supaya seluruh maluku tenggara dapat menikmati fasilitas yang sama diatas kapal. Maka kita, krosing beberapa kapal”, “bebernya.
Ambil misal rute Sabuk Nusantara 71 itu rutenya ke MBD dulu baru terakhir dia Masuk ke Tual-Ambon, Nah kami melakukan krosing dengan sabuk nusantara 34. Dimana Sabuk nusantara 34 dari Ambon-Tual jalan terus sampai kembali ke Ambon.
Selanjutnya, Masyarakat tidak mengetahui strategis saya, dan keberadaan kapal Sabuk nusantara 71 itu, tidak mungkin kita angkut binatang tapi kita khususkan angkut penumpang, tapi saya kordinasikan supaya Sabuk nusantara 34. Supaya rakyat saya, yang mau datang ke Ambon-Luang-Mahaleta-Lakor-Moa-Leti-Romang dan seterusnya sampai kembali di Ambon. “itu bisa membawa binatang lewat kapal Sabuk nusantara 34 itu, “jadi itu memang di rasa ganjal, karena hanya kapal yang bisa muat binatang itu hanya Sabuk nusantara 34 sedangkan untuk kapal sabuk nusantara 87 dan 104 rutenya dia pergi dan kembali lagi dari kupang lewat rutenya itu, “ulasnya
Kemudian membahas mengenai Tol laut logistik, saya sendiri telah melakukan perubahan terhadap rute kapal, yang sebelumnya cukup sulit karena memang kapal logistik barang itu, rute sebelumnya Surabaya-Kupang-Kalabahi-Saumlaki Home Base terakhirnya dan di Pelabuhan Saumlaki ada kapal lain lagi yang angkut, nah kalau sampai 2 bulan baru angkut lagi. toh barang-barang bisa rusak di jalan “terlalu panjang rutenya”.
Maka itu, saya melakukan perubahan, saya usul menjadi T12, rute Surabaya-Kalabahi-Kisar-Moa-Tepa-Larat langsung berangkat lagi, catatannya adalah dengan rutenya jadi pendek.
Dengan berharap harga barang bisa lebih baik (murah) di daerah MBD. Tapi kenyataannya, sampai hari ini tetap seperti itu, Yah disitulah, kita butuh pengawasan dari kabupaten dan sampai hari ini pun belum, “terangnya.
Politisi partai Golkar ini menambahkan bahwa, sekarang ini rakyat MBD berada dalam situasi yang rumit ‘pasrah’ yang penting ada barang, mereka bisa membeli. Padahal maksud dari Tol Laut logistik adalah untuk mengurangi atau membuat harga barang menjadi sama tetapi karena kurang evaluasi dan monitoring dari kabupaten maka sampai saat ini harga barang masih tinggi.
Pertanyaannya teman-teman kita di DPRD Kabupaten dimana posisinya? untuk soal ini! padahal ini menjadi tanggung jawab bersama dan rakyat minta bertanggungjawab soal itu, karena yang memimpin di pilih oleh rakyat untuk membantu rakyat di MBD,”menutup percakapannya. (**)
Pewarta : Tim