Generasi Milenial Bebas Finansial

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Perkembangan digitalisasi yang menyebar luas di masyarakat saat ini mengakibatkan masyarakat semakin akrab dengan transaksi dan pembelian produk secara online. Namun perkembangan digitalisasi di Indonesia belum didukung dengan tingkat literasi keuangan masyarakat yang baik. Hal ini menjadi salah satu perhatian pemerintah saat ini. Berdasarkan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukan bahwa secara nasional tingkat inklusi keuangan di Indonesia sudah cukup baik yaitu sebesar 76,19% sedangkan tingkat literasi keuangan di Indonesia hanya sebesar 38,03%. Hal ini juga sejalan dengan tingkat inklusi dan literasi keuangan di Provinsi Maluku. Tingkat inklusi keuangan di Maluku sebesar 65,62% sedangkan tingkat literasi keuangan hanya sebesar 36,49%. Data ini menunjukan bahwa tingkat literasi keuangan baik secara nasional maupun di provinsi Maluku masih tergolong rendah dari yang ditargetkan yaitu sebesar 50%. Pengambilan sampel di provinsi Maluku untuk survey ini hanya pada Kota Ambon dan Kota Kabupaten Buru sehingga masih ada kemungkinan tingkat literasi keuangan di provinsi Maluku lebih rendah dari hasil survey yang dilakukan oleh SLNIK. Hasil Survey SNLIK berdasarkan provinsi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.

Hasil Survey Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019

Tingkat inklusi keuangan yang tinggi tidak bermanfaat apabila tidak didukung dengan literasi keuangan yang baik, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan pribadi. Percuma apabila masyarakat memiliki akses yang baik terhadap produk dan jasa keuangan tetapi tidak mampu mengelola keuangan pribadi, sehingga berdampak pada proporsi hutang yang melebihi kemampuan membayar, tidak memiliki perencanaan keuangan, tidak memiliki tabungan hari tua dan lain sebagainya. Dikutip dari media online, generasi milenial terancam tidak memiliki rumah di masa depan karena beberapa faktor antara lain kenaikan harga barang yang lebih besar daripada pendapatan, memiliki pola hidup konsumtif dan berfokus hanya pada saat (Ruhulessin, 2021; Anggarini, 2019; Hanggara, 2019; ,Fahlevi, 2021).

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa tingkat literasi keuangan yang rendah akan berpengaruh pada perilaku hidup konsumtif (Fausia dan  Perilaku hidup konsumtif sangat dipicu oleh laju digitalisasi pada semua sektor termasuk transaksi online (e-commerce). Masyarakat menggunakan telepon selular untuk melakukan transaksi online  pada berbagai plattform digital atau market place yang tersedia. Data Statistik Telekomunikasi Indonesia (2020) menyebutkan pengguna telepon seluler di Indonesia yang mengakses internet mencapai 90,75% pada tahun 2020. Hal ini sebanding dengan jumlah usaha e-commerce di Indonesia mencapai 90,18% dan di Maluku 96,85% pada tahun 2020. Jumlah perkembangan e-commerce mengindikasikan laju perkembangan transaksi online. Apalagi saat ini terdapat banyak market place   dengan penawaran konsep produk dan sistem penjualan berbasis digital yang sangat menarik. Seperti metode pembayaran COD dan e-wallet, voucher dan promo, tampilan produk dan penjelasannya, reviews online dan sebagainya.

Berdasarkan Kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi kepada para guru SD Kristen 1 dan 2 Waimahu dan Ibu-ibu kelompok PKK Desa Sifluru yang pernah dilakukan Tim Pengusul, maka diperoleh kesimpulan bahwa pelatihan pengelolaan keuangan pribadi yang baru diberikan kepada masyarakat dalam rentang usia 40 tahun ke atas sudah terlambat karena masyarakat telah memiliki jumlah utang yang besar melebihi standar global financial planner, sehingga sulit melakukan restrukturisasi keuangan pribadi sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan. Oleh karena itu Pelatihan ini sebaiknya menyasar kelompok usia produktif yaitu 20 – 40 tahun.

Kesulitan finansial dapat teratasi apabila generasi milenial mendapatkan edukasi yang baik tentang literasi keuangan. Untuk itulah edukasi dalam meningkatkan pemahaman milenial tentang keuangan perlu untuk dilakukan. Selain itu, generaesi milenial juga perlu dibekali dengan berbagai jenis investasi salah satunya investasi di pasar modal sebagai salah satu altermatif berinvestasi dengan harapan akan terhindar dari berbagai investasi bodong yang sementara menjamur di masyarakat saat ini.  Pemahaman literasi keuangan yang baik akan berdampak pada pengelolaan keuangan pribadi yang baik sehingga seseorang dapat terhindar dari perilaku hidup konsumtif dan  mecapai kebebasan financial (Dewi, Gama dan Astiti,2022)

Berdasarkan argumen dan kesimpulan kegiatan sebelumnya, maka kegiatan PkM ini menyasar mitra yaitu kaum milenial yang tergabung dalam persekutuan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Cabang Zebaoth di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. AMGPM Cabang Zebaoth dijadikan mitra sasaran karena sehingga sebagian besar anggota adalah kelompok usia produktif yang bekerja sebagai PNS, pegawai swasta maupun wiraswasta dengan rentang usia antara 17-40 tahun. AMGPM Cabang Zebaoth merupakan salah satu organisasi pemuda di bawah Pengurus Besar AMGPM yang diketuai oleh saudara Harlyn Sahulata S.STP.,M.Si. AMGPM Cabang Zebaoth terdiri dari 12 ranting yang berada di dalam Jemaat GPM Masohi, antara lain Ranting Betlehem, Siloam, Irene, Mahanaim, Tiberias, Pniel, Maranatha, Getsemani, Imanuel, Elim, Ebenhezer dan Ranting Ora Et Labora. Jumlah anggota masing-masing ranting kurang lebih 50 orang sehingga jumlah keseluruhan anggota AMGPM Cabang Zebaoth Kurang lebih 600 orang. Kegiatan peribadahan dilakukan di masing-masing ranting setiap hari Kamis Pukul 18.00 WIT – Selesai bergiliran di rumah anggota ranting. Ibadah cabang dilakukan sebulan sekali di Gedung Gereja setiap minggu terakhir bulan berjalan pada waktu yang disesuaikan dengan aktifitas 12 ranting.

Gambar 2

Suasana Ibadah Ranting  & Ibadah Cabang

Dalam menjalankan organisasinya, AMGPM Cabang Zebaoth berpedoman pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi AMGPM. Berbagai kegiatan dilakukan oleh AMGPM Cabang Zebaoth dalam rangka meningkatkan kapasitas anggota dalam hal berorganisasi. Kegiatan rutin AMGPM yang dilakukan untuk membahas program kerja sebagai alat legislatif AMGPM dimulai dari Kongres – Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) Pengurus Besar, Konferda Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD) yang dilakukan setiap tiga tahun sekkali, Konfercab Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC) yang juga wajib dilakukan oleh AMGPM Cabang Zebaoth setiap tiga tahun sekali dan Rapat Kerja Ranting dilakukan setahun sekali di masing-masing ranting pelayanan. Rapat Ranting dilakukan setiap 2 tahu sekali untuk pemilihan kepengurusan ranting.

Gambar 3.

Suasana Rapat Kerja Ranting dan Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang

Kegiatan pelatihan Kader Jenjang dasar dilakukan sebagai dasar menjadi seorang pemimpin pada anggota seeprti pada gambar di bawah ini. Selain kegiatan rutin di atas, AMGPM Cabang Zebaoth juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan antara lain membantu apparat keamanan mengamankan Sholat ID pada saat hari raya idul fitri, pembersihan lingkungan hidup dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.

Kegiatan Sosial Kemanusiaan AMGPM Cabang Zebaoth

Selain itu AMGPM Zebaoth juga memiliki salah satu program yaitu pengelolaan kemandirian ekonomi  untuk meningkatkan kesejahteraan hidup menyikapi kesulitan ekonomi saat Pandemi Covid 19. Merujuk pada program ini, sekaligus berdasarkan hasil koordinasi dengan Ketua AMGPM Cabang Zebaoth Bapak Harlyn Sahulata dan salah seorang pengurus Cabang yaitu Bapak Melyan Corputty, maka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Pribadi merupakan salah satu kebutuhan untuk memperkuat kapasitas AMGPM Zebaoth guna memperbaiki status ekonomi secara terpadu. Selain itu kegiatan serupa belum pernah dilaksanakan sebelumnya baik di tingkat ranting maupun cabang kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth.

Kegiatan pengabdian ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program Strategi Literasi Keuangan Pemerintah Indonesia tahun 2021 – 2025 pada bagian pertama yaitu cakap keuangan dengan dua poin penting didalamnya yaitu : (1) mengembangkan strategi pelaksanaan kegiatan edukasi dan literasi keuangan sesuai dengan usia dan (2) memperkuat strategi edukasi dan literasi melalui pemuka agama dengan tujuan untuk memperkuat dan memonitoring bisnis proses dan edukasi keuangan.

1.2. Permasalahan

Mengacu pada analisis situasi dan hasil diskusi dengan mitra maka Tim Pengusul bersama dengan mitra sepakat untuk mengangkat beberapa permaslahan yang menjadi permasalahan prioritas mitra yaitu:

  1. Kurangnya pemahaman mitra tentang pengelolaan keuangan pribadi, meliputi perencanaan, penganggaran, pengelolaan, evaluasi dan pengendalian
  2. Kurangnya pemahaman mitra tentang perilaku konsumtif menyikapi perkembangan e commerce dengan kemudahan penawaran dari market place
  3. Kurangnya pemahaman mitra tentang investasi di pasar modal yang lebih menguntungkan dari sekedar menabung.

Permasalahan mitra yang dikemukakan di atas selain didasarkan pada hasil koordinasi dengan pengurus cabang dan ranting AMGPM, juga didasarkan pada hasil observasi terhadap kondisi kekinian di daerah tersebut. Hasil koordinasi menunjukkan bahwa sebagian besar anggota AMGPM Cabang Zebaoth tidak memiliki tabungan bahkan selama ini semua anggota tidak memiliki catatan keuangan pribadi dan tidak pernah berinvestasi di pasar modal berupa saham, obligasi dan/ reksadana. Realita ini paling tidak mendeskripsikan masih kurangnya pemahaman anggota AMGPM Cabang Zebaoth tentang literasi keuangan. Lebih lanjut berdasarkan hasil observasi tim, keberadaan fasilitas toko dan outlet yang menjual produk fashion sangat terbatas. Jikalau ada, produk yang dijual pun sangat terbatas dari segi merek, kualitas dan variasi. Keinginan ini hanya dapat terpenuhi jika berbelanja di Kota Ambon. Berdasarkan hasil wawancara, mitra cenderung melakukan pembelian secara online. Keberadaan  marketplace dengan banyaknya variasi penawaran dan kemudahan sangat memudahkan mitra untuk memiliki suatu barang tertentu.

Berdasarkan kondisi ini maka Tim merasa perlu untuk melakukan kegiatan PkM guna mengedukasi mitra mengelola keuangan pribadi. Hal ini disebabkan karena apabila seseorang tidak memiliki pengelolaan keuangan yang baik dan tidak memiliki pengendalian dalam memanfaatkan penawaran produk secara online maka akan terjebak dalam perilaku konsumtif, sehingga akan sulit mencapai kesejahteraan finansial di masa depan. Pengetahuan tentang instrument investasi serta cara melakukan investasi di pasar modal juga perlu diberikan agar generasi milenial khususnya AMGPM Cabang Zebaoth memiliki pemahaman dan referensi untuk memilih mengalokasikan pendapatan bukan hanya sekedar menabung tetapi memberi value added melalui berinvestasi di pasar modal.

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan hasil diskusi Tim Pengusul dengan Mitra maka solusi yang ditawarkan kepada mitra untuk menyelesaikan permasalahan prioritas mitra antara lain

  1. Melakukan kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth secara intensif sehingga mampu mengelola keuangan pribadi mulai dari tahap perencanaan sampai pada pengendalian
  2. Melakukan kegiatan sosialisasi tentang perilaku hidup konsumtif agar anggota AMGPM Cabang Zebaoth terhindar dari bias perilaku tersebut.
  3. TIM pengusul bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Maluku melalui Galeri Investasi UKIM untuk memberikan sosialisasi pasar modal kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth agar dapat terhindar dari investasi bodong yang sedang berkembang di masyarakat saai ini.

2.2 Luaran dari Solusi yang Ditawarkan

Target luaran kegiatan dari masing-masing solusi permasalahan dalam kegiatan PkM ini dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Permasalahan, Solusi dan Luaran Kegiatan

No. Permasalahan Solusi Luaran Kegiatan
1. Kurngnya pemahaman mitra tentang pengelolaan keuangan pribadi meliputi perencanaan, penganggaran, pengelolaan, evaluasi dan pengendalian

 

Melakukan kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth secara intensif sehingga mampu mengelola keuangan pribadi mulai dari tahap perencanaan sampai pada pengendalian Meningkatnya keterampilan mitra dalam pengelolaan keuangan pribadi sebesar 80%
2. Kurangnya pemahaman mitra tentang perilaku konsumtif menyikapi perkembangan e commerce dengan kemudahan penawaran dari market place

 

Melakukan kegiatan sosialisasi tentang perilaku hidup konsumtif agar anggota AMGPM Cabang Zebaoth terhindar dari bias perilaku tersebut. Meningkatnya pemahaman mitra tentang perilaku hidup konsumtif sebesar 85%
3. Kurangnya pemahaman mitra tentang investasi di pasar modal yang lebih menguntungkan dari sekedar menabung.

 

TIM pengusul bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Maluku melalui Galeri Investasi UKIM untuk memberikan sosialisasi pasar modal kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth agar dapat terhindar dari investasi bodong yang sedang berkembang di masyarakat saai ini. Meningkatnya pemahaman mitra tentang pasar modal sebesar 85%.

 

Kegiatan PkM ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan keuangan pribadi, peningkatan pengetahuan tentang perilaku hidup konsumtif dan meningkatkan pengetahuan tentang instrument investasi di pasar modal dengan tujuan agar AMGPM Cabang Zebaoth dapat mencapai kesejahteraan finansial di masa depan.

2.3 Capaian Target Luaran

Selain luaran kegiatan diatas, luaran wajib yang akan dilakukan oleh tim pengusul dari kegiatan PkM ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2 Luaran dan Indikator Capaian

No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Luaran Wajib
1. Publikasi Ilmiah pada Jurnal ber ISSN Accepted/Published (Jurnal Maren)
2. Publikasi pada media elektronik Editing/Sudah Terbit (Siwalima)
3. Video Kegiatan Sudah terbit
4. Peningkatan tingkat keberdayaan mitra ·   Peningkatan ketrampilan mitra dalam pengelolaan keuangan pribadi sebesar 80%

·   Peningkatan pengetahuan mitra tentang perialku konsumtif dan pasar modal sebesar 85%

5. Perbaikan tata nilai masyarakat (seni, budaya, politik, keamanan, pendidikan dan kesehatan) Sudah dilaksanakan

 

BAB III METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang akan dilaksanakan terbagi di dalam empat tahapan seperti pada gambar di bawah ini:

 Gambar  5. Tahapan Kegiatan

Adapun empat tahapan kegiatan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang akan dilakukan meliputi koordinasi dengan Mitra, menyepakati waktu pelaksanaan, belanja alat dan bahan yang diperlukan, serta persiapan pembuatan instrumen cek list, kuesioner pre-test dan post-test. Instrumen kuesioner dan cek list sangat diperlukan karena akan menjadi bahan evaluasi ketercapaian target luaran yang akan dicapai.

  1. Tahap pelaksanaan

Setelah melalui tahap persiapan, Tim Pengusul bersama dengan mitra dan mahasiswa yang ditugaskan akan bersama-sama melakukan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini akan dilakukan sesuai dengan permasalahan prioritas dan solusi yang diajukan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan diawali dengan persiapan tempat kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan seperti LCD Proyektor, micophone, kamera dan lain sebagainya. Tahap awal ini dilakukan oleh Tim Pengusul dan Mitra dalam hal ini pengurus AMGPM Cabang Zebaoth agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan protokol Kesehatan. Selanjutnya, tahapan pelaksanaa kegiatan sesuai solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan mitra dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PkM

Solusi Tahapan Pelaksanaan
SESI I
Pelatihan pengelolaan keuangan pribadi kepada anggota AMGPM Cabang Zebaoth Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode coaching clinic menggunakan lembar kerja yang disediakan oleh Tim. Sebelum kegiatan coaching dimulai, peserta diberikan quis untuk mengukur tingkat finansial literasi masing-masing. Adapun tahapan kegiatan sebagai berikut:

1.      Tim mempersiapkan materi pelatihan berupa slide persentase dan lembar kerja.

2.      Kegiatan dibuka oleh moderator (Moderator kegiatan adalah mahasiswa)

3.      Kuesioner disebarkan oleh mahasiswa kepada peserta untuk dijawab sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat pemahaman awal tentang pengelolaan keuangan pribadi. Selain itu juga akan disebarkan daftar hadir awal bagi peserta sebagai bukti kehadiran peserta yang hadir disertai dengan foto bersama dengan Tim.

4.      Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber. Setelah pemaparan materi dilakukan, dilanjutkan dengan pembagian kertas kerja dan peserta diberikan waktu 10-15 menit untuk mengerjakan lembar kerja tersebut sesuai dengan kondisi keuangan masing-masing peserta.

5.      Setelah praktikum selesai dilakukan, Tim membagikan  daftar cek list kepada peserta untuk diisi sesuai kemampuan peserta. Setelah itu daftar cek list dikumpulkan dan lembar kerja di pegang oleh peserta sebagai referensi untuk mengelola keuangan pribadinya.

6.      Narasumber memberikan kesimpulan dari pelaksanaan praktikum dan mengakhiri sesi.

SESI II
Sosialisasi Perilaku Hidup Konsumtif dan Sosialisasi Pasar Modal Kegiatan sosialisasi perilaku hidup konsumtif dan pengenalan pasar modal dilakukan dengan menggunakan metode yang sama yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Tahapan kegiatan sosialisasi adalah sebagai berikut:

1.      Moderator memandu untuk masuk pada sesi selanjutnya dengan mengisi kuesioner pre test yang dibagikan kepada setiap peserta

2.      Setelah kuesioner pre test dikumpulkan, narasumber memulai memaparkan materi yang pertama tentang perilaku hidup konsumtif dan dilanjutkan dengan pemaparan materi secara singkat tentang pasar modal.

3.      Setelah presentasi materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi, tanya-jawab maupun berbagi pengalaman antar Mitra dan Tim terkait dengan materi yang disampaikan.

4.      Moderator kemudian merangkum hasil pemaparan materi dan diskusi yang telah dilakukan secara singkat dan menutup sesi.

5.      Setelah itu, Tim menyebarkan kuesioner post-test kepada peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka setelah mengikuti kegiatan sosialisasi dimaksud. Begitu juga dengan penyebaran daftar hadir akhir kepada peserta untuk diisi dan ditanda-tangani.

6.      Moderator memandu untuk menutup kegiatan dan foto bersama.

 

  1. Tahap Evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan PkM dilakukan selama berlangsungnya kegiatan mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap pelaksanaan. Beberapa aspek yang digunakan dalam proses evaluasi antara lain:

  1. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
  2. Koordinasi internal Tim dan koordinasi dengan Mitra
  3. Jumlah kehadiran peserta
  4. Hasil penilaian terhadap lembar kerja yang dibuat
  5. Kuesioner pre dan post test
  6. Situasi selama kegiatan berlangsung
  7. Interaksi tim dengan peserta
  8. Tanggapan peserta tentang pelaksanaan kegiatan.
  9. Keberlanjutan Program

Rencana keberlanjutan program setelah kegiatan PkM ini dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Rencana Tindak Lanjut

No Rencana Tindak Lanjut Deskripsi
1. Ketua Cabang Zebaoth Ketua Cabang dapat mengkoordinir anggota cabang yang ingin melakukan investasi di pasar modal dari waktu ke waktu dan dapat menghubungi Galeri Investasi UKIM atau pihak bursa untuk pembukaan rekening efek.

·      Ketua cabang mengagendakan pelaksanaan kegiatan sekolah pasar modal lanjutan kepada anggota agar memperluas pemahaman dan kemampuan melakukan transaksi di pasar modal.

2. Anggota ·      Anggota cabang yang ingin melakukan investasi di pasar modal mendaftarkan diri kepada pengurus beserta dokuemen yang disyaratkan

·      Angota mendukung ketua cabang dengan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah pasar modal lanjutan yang diadakan atas kerja sama Kelompok Studi Pasar Modal UKIM melalui Galeri Investasi UKIM, pihak Bursa Efek Indonesia kantor perwakilan Maluku dan PT. Philips securitas.

 

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa partisipasi aktif dari mitra. Mitra dalam hal ini pengurus cabang membantu tim pelaksana melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk kelancaran pelakanaan kegiatan. Pengurus cabang mengkoordinir ketua-ketua ranting untuk menginformasikan pelaksanaan kegiatan kepada angota dan mempersiapkan peserta yang akan mengikuti kagiatan. Peserta kegiatan melakukan praktik pengelolaan keuangan dengan menggunakan lembar kerja yang disediakan serta diharapkan berpartisipasi aktif dalam diskusi, sharing pengalaman dan tanya jawab.

BAB IV GAMBARAN IPTEK, BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Gambaran IPTEK

Dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditransfer kepada masyarakat  merupakan konsep teoritis dan aplikasi literasi keuangan dalam pengelolaan keuangan pribadi. Literasi keuangan merupakan pengetahuan dan skill seseorang tentang pengelolaan keuangan pribadi untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan (Herliani, Zainal dan Tohiri, 2018). Kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan pribadi merupakan salah satu aspek penting untuk mencapai kesusksesan hidup. Pengelolaan keuangan pribadi merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur mulai dari perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana keuangan sehari-hari (Obago, 2014).

Seseorang dapat dikatakan memiliki pengelolaan keuangan yang baik apabila seseorang tersebut mampu untuk mengontrol keuangan pribadinya, membayar tagihan tepat waktu, memiliki perencanaan keuangan untuk masa depan, memiliki tabungan dan investasi serta dapat mencukupi diri sendiri (Perry dan Morris, 2005). Setiap orang ingin memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang cerdas mengenai bagaimana mengatur pengeluaran dan investasi. Adapun tujuan dari pengelolaan keuangan pribadi adalah untuk mencapai kebebasan finansial yaitu (1) bebas dari hutang; (2) memiliki dana darurat yang memadai; (3) antisipasi risiko keuangan yang baik; (4) memiliki asset produktif atau investasi; dan (5) memiliki warisan. Selain itu, Tim merasa perlu untuk membekali mitra yang adalah kaum milenial dengan pemahaman tentang berbagai jenis investasi di pasar modal yang masih tergolong baru bagi masyarakat Maluku.

Pengelolaan keuangan pribadi sangat penting untuk menyikapi realita digitalisasi dalam era 4.O saat ini. Salah satu output digitalisasi di bidang marketing adalah e commerce yang mesti diadaptasi secara cepat oleh masyarakat. Guven (2020) menyatakan e commerce merupakan salah satu aktivitas penting yang berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen, Apalagi sebagian besar aktivitas pembelian dilakukan secara online. Monteito, et al (2019) menyebutkan lingkungan digital yang didalamnya terdapat e commerce dapat meningkatkan consumer insecurity.  Lebih lanjut Zimmerman, et al (2016) mengidentifikasi consumer insecurity dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan konsumen, jaringan yang kurang memadai dan mekanisme marketplace. Padahal idealnya digitalisasi marketing adalah bagaimana berkomunikasi dengan konsumen,  mengidentifikasi perubahan kebutuhan dan bagaimana membangun hubungan yang berkelanjutan dalam penciptaan loyalitas (Wymbs, 2011)

Salah satu faktor eksternal yang mendorong terjadinya consumer insecurity adalah fenomena masyarakat yang gemar berbelanja secara online. Apalagi saat ini terdapat banyak marketplace   dengan penawaran konsep produk dan sistem penjualan berbasis digital yang sangat menarik. Seperti metode pembayaran COD dan e-wallet, voucher dan promo, tampilan produk dan penjelasannya, reviews online dan sebagainya. Kondisi ini juga diperkuat dengan regulasi yaitu Perpres Nomor 74 tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Eletronik dan Permen Nomor 80 tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik. Namun di satu sisi kondisi ini justru semakin mendorong terjadinya konsumsi secara berlebihan dengan membelanjakan produk bukan berdasarkan kebutuhan tetapi keinginan. Inilah perilaku konsumtif yang disebabkan karena gaya hidup hedonis yang menjadikan kesenangan dan materi sebagai tujuan hidup

Konsep dan praktik pengelolaan keuangan dan perilaku hidup konsumtif dianggap relefan untuk diterapkan bagi generasi milenial agar generasi milenial dalam hal ini AMGPM Cabang Zebaoth memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola sumber keuangan mereka dengan bijak sejak dini guna mencapai kesejahteraan hidup bebas finansial di masa depan.

 

4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1. Persiapan TIM v
2. Pelaksanaan Kegiatan PkM v
6. Laporan Kemajuan v
7. Monitoring dan Evaluasi v
Publikasi v v
8. Laporan Akhir – Seminar Hasil v

 

DAFTAR PUSTAKA

Booklet Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019.

Dewi K. P. L N, Gama S. W. A dan Astiti Y. P. N. (2021). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup Hedonisme dan Pendapatan Terhadap Pengelolaan Keuangan Mahasiswa UNMAS. Jurnal Emas, Vol 2. No.3 Hal. 74-86

Herliani, R., Zainal, A. and Thohiri, R. (2018). Factors Affecting Financial Literacy among Undergraduate Students of Accounting Education in the Faculty of Economics of Universitas Negeri Medan. DOI: 10.5220/0009496401200126

Obago, S. O. 2014. Effect of Financial Literacy on Management of Personal Finances Among Employees of Comercial Bank in Kenya. Dissertation.

Perry V. G., & Morris, M. D. (2005). Who Is in Control ? The Role of Self Perception , Knowledge , and Income in Explaining Consumer Financial Behavior, 39(2), 299–313.

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia Tahun 2021 – 2025

Otoriter Jasa Keuangan. Survey Nasional dan Inklusi Keuangan. OJK, 1 Desember, 2019 – https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Survei-Nasional -Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-2019.aspx Diunggah Juni 2022

Afditya Imam fahlevi. Gawat! Milenial Terancam Tak Akan Punya Rumah di Jakarta. Tagar.id, 23 November, 2021. – https://www.tagar.id/gawat-milenial-terancam-tak-akan-punya-rumah-di-jakartaDiunggah Juni 2022

Masya Famely Ruhulessin, 81 Juta Milenial Indonesia Belum Punya Rumah. Kompas.com, 01 Desember 2021. – https://www.kompas.com/properti/read/2021/12/01/150000821/81-juta-milenial-indonesia-belum-punya-rumahDiunggah Juni 2022

Rendra Hanggara. Harga Naik Terus, Milenial Terancam Tidak Punya Rumah. Koran Sindo. 22 Mei 2019. https://economy.okezone.com/read/2019/05/22/470/2058836/harga-naik-terus-milenial-terancam-tak-punya-rumahDiunggah Juni 2022

Wuri Anggarini. Generasi Milenial Terancam Tidak Punya Rumah Sendiri, ini 5 Alasannya. Kapanlagi.com, 08 September 2019 – https://plus.kapanlagi.com/generasi-milenial-terancam-tak-punya-rumah-sendiri-ini-5-alasannya-499c5b.htmlDiunggah Juni 2022. (*

Oleh : JOSELINA TUHUTERU, SE, MM, CBV dan OLYVIA RIRIMASSE, SE, MM, CDMS

Dokumentasi :

 

 

Pos terkait