Wawalkot Tual, Persoalan Defisit Ini Lumrah Sebetulnya, Defisit Ini Pembawaan Dari Tahun 2017

Tual, MX.com. Menangapi Persoalan Defisit yang dialami oleh Pemerintah Kota Tual, Wakil Walikota Tual Usman Tamnge,SE diruang kerjanya. Jumat (14/9) mengungkapkan bahwa, Persoalan defisit ini lumrah sebetulnya, defisit ini pembawaan dari tahun 2017 sebetulnya, bukan dari tahun 2018 ke 2019. Jadi defisit ini dikarenakan kegiatan-kegiatan yang langsung dari pusat seperti DAK kemarin, yaitu pembangunan beberapa pasar, jadi anggaran DAK ini karena penetapan masa akhir laporan, kita terlambat laporan akhinya putus maka dengan sendirinya anggaran itu tidak bisa diselesaikan dan dikucurkan, namun pekerjaannya tetap berjalan untuk penyelesaian, dari penyelesain ini kurang lebih 19 Milyar yang dibebankan ke APBD,

Tamnge menejlaskan bahwa, sampai sekarang kita sudah menutupi defisit yang ada dan tidak ada defisit lagi, waktu kemarin di DPRD itu di karena data yang dimasukan di sana belum seluruhnya menyampaikan defisit, setelah perubahan itu maka kita menutupi defisit yang ada. Jadi, bukan berarti bahwa beban Daerah itu utang daerah, memang betul utang daerah tetapi kita bisa menutupi dengan APBD yang ada. “Defisit merupakan hal yang lumrah, di daerah manapun pasti mengalami hal yang sama, ini merupakan hutang daerah jadi kita menutupi dengan dana-dana yang kita punya untuk bisa dilaksanakan sehingga menutupi defisit”, “terangnya.

Tamnge lebih menjelaskan bahwa, terkait proyek pembangunan pasar itu sebetulnya kita terlambat melaporkan namun pelaksanaannya tetap jalan sampai selesai, maka kekurangan yang ada ditutupi dengan APBD sehingga kita tidak mengalami defisit, jadi bukan karena pihak ke tiga (kontraktor) yang terlambat dan tidak menyelesaikan pekerjaan, proyek itu selesai, kewajiban pemerintah yakni proyek ini selesai dikerjakan maka harus di bayar agar pihak ketiga tidak menjadi korban, secara fisik pembangunan pasar sudah selesai, di antaranya 4 paket di Un, 1 dibangun di antara desa Ngadi dan Dullah, 2 di Desa fiditan, 1 lagi di Kur semuanya telah selesai dikerjakan.

Menurut Tamnge bahwa, defisit ini orang lebih mendefinisikan sebagai hal yang negatif, karena apa defisit itu salah satu bagian dari struktur APBD, jadi kalau struktur APBD itu ada pendapatan, ada belanja yang namanya surfus dan devisit. sulfrus dan devisit itu menggambarkan selisi antara pendapatan dan belanja jika pendapatan lebih besar dari belanja maka yang terjadi namanya surfus. Jika pendapatan lebih kecil dari belanja namanya defisit.

Tambahnya, Selain komponen pendapatan dan belanja, sulfrus dan defisit selisih antara pendapatan belanja ada juga yang namanya pembiayaan, pembiayaan itu terbagi atas dua yaitu ada pembiayaan penerimaan dan ada pembiayaan pengeluaran, jadi kalau yang terjadi di APBD perubahan 2019 bahwa selisih antara pendapatan dan belanja lebih besar belanja, maka menyebabkan yang namanya defisit.

Olehnya itu, Untuk menutupi defisit itu, Pemkot mengunakan yang namanya penerimaan pembiayaan, jadi kalau dimisalkan contohnya kita punya pendapatan 15, kita punya belanja 20, khan otomatis defisit 5, dan untuk menutupi defisit 5, kita menggunakan penerimaan pembiayaan sebesar 5, maka di pembiayaan neto 5 tutup 5 maka jadi 0. (ON/MN)

Pos terkait